Satgas Mengklaim Penanganan Covid Tahun Ini Lebih Baik dari 2020

Headline, Nasional057 views

Inionline.id – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengklaim penanganan pandemi virus corona tahun ini lebih baik daripada 2020. Satgas menyebut baik pemerintah maupun warga telah mengecap pelajaran dari wabah global yang telah berlangsung selama 11 bulan di Indonesia.

Apalagi dengan pengadaan vaksin, Satgas berharap upaya tambahan itu dapat mencapai target herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus sehingga diharapkan mampu melandaikan kasus covid-19 di Tanah Air.

“Tahun ini kita memasuki pertarungan ini secara berbeda karena sudah punya pengalaman yang kita lalui tahun lalu. Kita mulai memahami musuh sedikit lebih baik. Kita sekarang juga diperkenalkan dengan senjata baru, yakni vaksin yang membawa harapan baru dengan sendirinya untuk memerangi virus corona,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam International Press Briefing yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/2).

Selanjutnya, Wiku memaparkan data kasus aktif di lingkup nasional. Dari data itu, terlihat terjadi penurunan kasus Covid-19 dalam sepekan belakangan ini. Dari yang awalnya 89.502 kasus dalam sepekan, turun menjadi 79.437 kasus pada periode 31 Januari-7 Februari.

“Pada level nasional, terjadi penurunan kasus 10,8 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya,” jelasnya.

Kendati begitu, Wiku menegaskan sejauh ini belum ada penelitian yang mampu memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Ia tetap meminta seluruh pihak tetap mematuhi protokol kesehatan yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M).

Pemerintah, kata dia, juga harus tetap melaksanakan upaya surveilans yakni tes, telusur, dan tindak lanjut (3T). Wiku menyebut beberapa pekan terakhir angka testing Indonesia telah melampaui target dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang telah menetapkan standar pemeriksaan 1:1.000 penduduk per pekan.

Dengan asumsi populasi Indonesia mencapai 270 juta jiwa, maka sewajarnya 270 ribu orang diperiksa per pekan.

“Perjuangan ini akan menjadi perjuangan yang panjang karena saat ini kita masih perlu fokus pada penanganan kasus di negara kita masing-masing untuk mendorong perubahan perilaku, untuk mencegah penularan di antara masyarakat,” pungkasnya.