Kemenag Menyebut Kebijakan Pendidikan Bukan Proses Uji Coba

Pendidikan057 views

Inionline.id – Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Ali Ramdhani menyebut membuat kebijakan pendidikan tidak boleh berlandaskan trial and error. Penentuan kebijakan harus berdasarkan kajian matang.

“Artinya jangan bikin kebijakan untuk uji coba, dilakukan secara nasional. Pendidikan buat kami bukan proses trial and error. Investasi kami adalah investasi jangka panjang,” ujar Ali dalam dalam webinar One Day Expo Madrasah ‘Mimpi Besar Membangun Madrasah’, Kamis, 24 Desember 2020.

Dia mengingatkan pemangku kebijakan pendidikan tidak boleh terus memaksakan pola pendidikan semaunya. Segala sesuatu harus teruji dalam skala kecil. “Jangan langsung ke nasional. Kita buat refleksi kalau sukses baru secara nasional,” terangnya.

Pemikiran tersebut sedikit bertolak belakang dengan apa yang menjadi pola di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Mendikbud Nadiem Makarim malah menyebut lucu ketika kebijakan tidak boleh langsung diimplimentasikan secara menyeluruh dan mengambil risiko.

“Jadi ini lucu, kayak selalu pendidikan itu adalah satu sektor yang kita enggak boleh mengambil risiko. Kalau kita diam di tempat sekarang, kita salah langkah,” ungkap Nadiem dalam siaran langsung akun instagramnya bersama aktris Maudy Ayunda, Jumat 27 November 2020.

Menurut Nadiem, setiap kebijakan memiliki risiko. Prinsipnya, kata dia, hal-hal baru dan inovasi harus dicoba agar pendidikan tak jalan di tempat.

Apalagi, kata dia, saat ini revolusi industri 4.0 terus digaungkan seiring masifnya penggunaan teknologi. Namun fakta di lapangan, langkah untuk digitalisasi yang mendorong revolusi 4.0 malah tidak tampak.

“Lucu banget kita menatap kita selalu kalau ngomong revolusi industri 4.0, bilang ini teknologi masa depan, kita adaptasi, kita perlu anak-anak yang adaptable, kreatif, inovatif, tapi giliran kita mau coba hal-hal baru di dunia pendidikan, dibilang jangan pertaruhkan sistem pendidikan kita, ini adalah filsafat yang salah,” ujar Nadiem.