Tak Hanya Pengobatan, Pasien Kanker Juga Membutuhkan Dukungan Mental dari Keluarga

Kesehatan157 views

Inionline.id – Bagi pasien kanker, untuk menyembuhkan kondisi mereka, pengobatan saja tidak cukup. Dukungan keluarga dan orang terdekat bisa membantu mengatasi tekanan psikologis pasien dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

“Dengan stres berkurang, darah tidak asam, nyeri berkurang. Faktor psikologis berperan,” ujar dokter spesialis penyakit dalam haematologi & onkologi medik di FKUI-RSCM, DR. dr. Cosphiadi Irawan dalam Webinar Caregiving Kanker Payudara beberapa waktu lalu.

Pasien kanker terutama di tahun pertama umumnya mengalami masa sulit menerima penyakitnya, ada juga yang terkena depresi dan dikhawatirkan tak menjalani pengobatan sesuai jadwal. Di sini, pasangan bagi pasien yang sudah menikah, lalu keluarga atau orang di sekitar pasien bisa berperan sebagai caregiver.

“Di tahun pertama (pasien) krisisnya sangat dominan. Apakah pasien bisa mampu melawati atau malah masuk ke kondisi yang depresif. Itulah pentingnya keluarga, suami, anak atau siapa saja yang tergerak hatinya membantu pasien kanker,” kata Cosphiadi.

Pentingnya Dukungan dari Orang Terdekat

Dalam kesempatan itu, Ketua Makasar Cancer Care Community (MCCC) yang juga penyintas kanker payudara, Nurlina Subair mengatakan, pasangan pertama-tama harus memahami kondisi pasien. Di sisi lain, dokter, relawan misalnya yang tergabung dalam komunitas sosial, bahkan psikolog dan rohaniawan bisa membantu dari sisi psikologis dan spiritual agar pasien menerima secara positif keadaanya. Dia menyayangkan rekan-rekan seperjuangannya yang akhirnya meninggal dunia tanpa mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

“Di rumah sakit, tidak ada supporting club untuk pasien. Banyak teman-teman seperjuangan yang meninggal (tanpa dukungan orang-orang di sekitarnya),” kata Nurlina.

Menurut Cosphiadi, seorang caregiver juga bisa membantu memberikan pemahaman yang mungkin sulit dikomunikasikan dokter mulai dari definisi kesembuhan kanker atau remisi lengkap yakni ditandai gejala klinis yang berkurang, tumor tak ada lagi dan hasil lab normal. Lalu, pemberian penjelasan menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien mengenai pengobatan yang harus dia jalani, mendampinginya hingga memotivasinya untuk mengatasi efek samping pengobatan.

“Pasien yang datang dalam kondisi mengalami penyebaran di organ-organ internal misalnya dia sesak napas, ada cairan di paru, nyeri hebat maka dia memerlukan kemoterapi. Tetapi kalaupun ada penyebaran, tetapi gejala tidak ada, kita bisa berikan terapi antihormonal. kalau terjadi resistensi bisa diberikan kombinasi yang mempertinggi efikasi terapi,” kata Cosphiadi.

“Pemahaman dalam kondisi ini diperlukan. Caregiver bisa memberikan semangat, mungkin sampai akhir hidup pasien. Pasien meninggal dalam kondisi tenang, didampingi orang-orang terkasihnya,” tandasnya.