Liburan Akhir Tahun, Kepulauan Seribu Hadirkan Ikon Baru

Inionline.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Sudin Parbud) Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terus mempercantik kawasan wisata yang ada di Kepulauan Seribu. Selain infrastrukturnya, sejumlah ikon baru juga telah terpasang.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Alberto Ali, mengatakan pemasangan ikon seni dilakukan untuk memperindah pantai di Kepulauan Seribu, sekaligus sebagai pembeda dengan pantai lainnya di Indonesia. “Dengan adanya ikon seni ini diharapkan menarik wisatawan untuk menghabiskan liburan akhir tahun di Kepulauan Seribu,” ujarnya dalam keterangan pers.

Kepala Sudin Parbud Kepulauan Seribu, Cucu Ahmad Kurnia menambahkan, pemasangan ikon-ikon baru dilakukan atas kerja sama dengan Asosiasi Pematung Indonesia cabang Jakarta. “Saya mengucapkan terima kasih untuk para seniman yang telah membantu mewujudkan hal ini,” tuturnya.

Menurut Cucu, sejumlah ikon baru tersebut dipasang di beberapa pulau yang memang menjadi tujuan wisata. Terdapat delapan ikon baru yang dipercayakan kepada tim perencana, yang terdiri atas Arief Timor, Adityayoga, Agoes Salim, Nicholas Willa, Anindyo Widito. Sementara itu, pematung dipercayakan kepada Yani Mariani dan Agus Widodo.

Adapun 4 ikon karya Yani Mariani di antaranya, ikon Jiwa Samudera ukuran 3 m x 3 m x 4.5 m, berbentuk biota laut, di Pulau Pari. Ikon Persembahan Cinta ukuran 2 m x 2 m x 3 m, berbentuk telapak tangan dan bunga mawar, di Pulau Tidung. Ikon Derai Embun ukuran 3.5 m x 3.5 m x 5.5 m, berbentuk di Pulau Pramuka. Dan, ikon Nyala Samudera ukuran 4 m x 5.5 m x 4 m, di Pulau Karya.

Sedangkan, 4 ikon karya Agus Widodo adalah ikon Generasi Pelaut ukuran 5 m x 3 m x 3 m, berbentuk perahu, di Pulau Tidung. Ikon Ombak Menari ukuran 7 m x 2.5 m x 3 m, berbentuk ombak, di Pulau Karya.  Ikon Tangan Lestari ukuran 1.6 m x 1.6 m x 3 m, berbentuk dua tangan, di Pulau Pramuka. Dan, ikon Sakura ukuran 3 m x 3 m x 3 m, berbentuk bunga, di Pulau Untung Jawa.

Secara terpisah, kurator Benny Ronald mengatakan, sebuah karya seni yang tampil atau hadir di ruang publik adalah sebagai sebuah entitas yang mampu memberikan dan menggugah rasa bagi siapapun yang melihat ataupun berinteraksi dengannya. “Dengan adanya seni ruang publik, banyak tempat atau spot yang semula sepi/mati/kosong menjadi memiliki nilai yang lebih dan cukup signifikan memberikan daya tarik tersendiri,” ujarnya.

Menurut Benny, kehadiran ikon-ikon baru tersebut dapat menjadikan wisata Kepulauan Seribu memiliki daya tarik yang berbeda dari wisata pantai lain di luar Jakarta, terutama dalam penyediaan lokasi berswafoto untuk wisatawan. Dengan adanya penambahan landmark atau keindahan artificial berupa ikon baru, dapat memberikan nilai tambah pula untuk setiap pulau di Kepulauan Seribu.

“Rasanya diperlukan juga sebuah program branding pulau seribu yang lebih agresif dengan mengedepankan penambahan sebuah landmark atau keindahan artificial yang bisa memberikan nilai tambah pada tiap pulaunya. Kebutuhan dasar manusia yang biasa mengabadikan sebuah tempat dengan berfoto yang seolah-olah sebuah statement bawah sadar mengenai penaklukan ruang dan waktu adalah hal yang sangat lazim sekali dewasa ini.

Hal ini rasanya sangat umum dilakukan dan merupakan sebuah progres aktif seiring dengan kemajuan teknologi dan gencarnya pewartaan melalui media sosial,” jelas Benny.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *