Minim Akses, Anton Suratto Akhiri Penantian 8 Tahun Warga Desa Sukanegara

Bogor, Inionline.Id – Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Anton Sukartono Suratto meninjau Program Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam bentuk jembatan gantung desa. Berlokasi di Desa Sukanegara, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor pada senin (14/01).

Anton meninjau kondisi jembatan yang menghabiskan anggaran sebesar 8 Miliar rupiah dan saat ini kondisi jembatan tersebut sudah kokoh berdiri.

“Jembatan yang menghubungkan antara Kecamatan Jonggol dan Kecamatan Sukamakmur ini memiliki panjang 120 meter lalu lebar 1,8 meter dan tipe bentangnya simetris,” ujar Budiyono, selaku Kepala Satuan Kerja (Kasatker) PJN 2 Jawa Barat 1. Selain itu Budiyono juga menambahkan bahwa jembatan ini masuk pada 2018 dan masa pembangunan dimulai pada bulan agustus 2018.

Kepala Desa Sukanegara, Muhibatul Islamiah yang akrab disapa Bibah mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada usaha dan dorongan Anton Suratto ditingkat pusat sehingga jembatan gantung desa dari Kementrian PUPR bisa berdiri di desanya.

“Alhamdulillah penantian warga dan saya dari tahun 2011 akhirnya di 2019 ini kami bisa memiliki jembatan berkat dorongan pak Anton,” ujar Bibah.

Selain itu Bibah menambahkan, adapun kendala dalam masa pembangunan hanya ada pada keterlambatan datangnya besi pembatas jembatan karena stok material yang habis. Lalu Bibah juga menambahkan akan berkoordinasi dengan BPD dan pihak-pihak terkait untuk menjalankan ide Anton Suratto agar jembatan ini juga dijadikan objek wisata melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).

Anton Sukartono Suratto menyatakan puas dari hasil tinjauannya dilapangan. “Awalnya jembatan disini murni swadaya masyarakat, ketika sudah dibangun bagus tiba-tiba diterjang banjir bandang sehingga jembatan kayu tersebut hanyut, maka syukur alhamdulillah hari ini jembatan gantunf yang kokoh ini sudah berdiri dan bisa digunakan” ujar Anton.

Selain itu Anton juga meminta kepada Bina Marga agar jembatan ini dipelihara dulu selama satu tahun dan tidak langsung diserah terimakan dulu kepada pemerintah daerah.

“Anggaplah selama satu tahun ini pemda ikut magang untuk mengetahui cara pemeliharaannya, karena merawat jembatan juga ada caranya dan ahlinya,” ujar Anton.

Politisi Partai Demokrat itu juga menginginkan agar jembatan ini tidak hanya sebagai sarana penghubung dua desa, tetapi juga bisa dikembangkan sebagai tempat wisata yang dikelola oleh BUMDES.

“Rekan-rekan bisa lihat dibawah jembatan itu ada tangga menuju ke bawah, itu memang sengaja dibuat agar akses masyarakat mudah ke bawah sungai sehingga tidak sulit mencari jalan ke bawah,” ujar Anton. (JC)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *