Banyaknya Investor Masuk Membuat Pembibitan Sapi Meningkat

Ekonomi457 views

Inionline.Id – Upaya pemerintah dalam melakukan pemangkasan defisit produksi daging nasional selama beberapa tahun ini telah berhasil membuka ruang investor baru yang berdampak langsung pada meningkatnya pembibitan sapi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro menjelaskan, sampai saat ini setidaknya ada enam investor di sektor pembibitan sapi yang masuk secara bertahap. Empat di antaranya sudah mengantongi izin operasi.

“Keempat investor ini adalah PT Asia Beef, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Jhonlin Batu Mandiri, dan PT Citrabuana Inti Fajar. Sedangkan dua calon lainnya masih mengurusi perizinan,” kata Syukur, Minggu (30/12).

Syukur menjelaskan, PT Astra Agro Lestari berlokasi di Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Kemudian, PT Jhonlin Batu Mandiri berlokasi di Bombana, Sulawesi Tenggara dan Citrabuana Inti Fajar berlokasi di Riau. Lalu PT Asia Beef adalah perusahaan besar yang berlokasi di Sumba Timur. Saat ini mereka menanam modal asing dari Brasil.

“PT Jhonlin sudah jalan, sedangkan Citrabuana baru saja keluar izin lokasinya. Selanjutnya, Darussalam Enterprise akan mengintegrasikan antara sapi dengan tebu, dan Mayestik Firma Inti kemungkinan lokasinya di Timor Tengah Utara, NTT” ujarnya.

keenam perusahaan tersebut memiliki potensi besar dalam menyumbang tambahan produksi daging sapi hingga 128 ribu ton yang diprediksi bisa mencapai target swasembada pada tahun 2020.

“Pada tahun ini saja produksi daging secara nasional mencapai 429 ribu ton dengan kebutuhan mencapai 662 ribu ton. Artinya masih ada defisit sebesar 233 ribu ton,” kata Syukur.

Meskipun demikian, Syukur belum bisa memastikan kapan pasokan ini masuk ke pasar. Sebab, saat ini pemerintah tengah fokus pada rencana pembagian 15.000 ekor sapi indukan secara gratis. Pembagian dilakukan untuk mendorong program swasembada sapi pada 2022.

Syukur menambahkan, pembagian indukan itu merupakan bagian dari target pemerintah untuk memproduksi 33 juta ekor sapi potong. Masuknya enam investor ini kemungkinan besar akan menambah populasi bibit sapi secara signifikan.

“Kita (patut) bersyukur kalau ada yang bersedia investasi di pembibitan sapi untuk mempercepat (pertumbuhan) populasi sapi. Pasalnya, selama ini sangat kecil minat investor untuk investasi di pembibitan,” ungkapnya.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (PKH Kementan) Sugiono mengatakan program upaya khusus sapi indukan wajib bunting saat ini berhasil menambah populasi sebanyak 2.650.969 ekor.

“Penambahan populasi sebanyak itu menghasilkan nilai tambah di peternak hingga Rp 19,80 triliun,” kata Sugiono.

Berdasarkan perhitungan analisa, apabila harga anak sapi rata-rata Rp 8 juta maka diperoleh hasil ekonomis Rp 21,21 triliun dari populasi Upsus Siwab. Nilai itu sangat besar mengingat investasi program Upsus Siwab 2017- 2018 hanya Rp 1,41 triliun, sehingga ada kenaikan nilai tambah di peternak Rp 19,80 triliun.

“Ini merupakan capaian kinerja yang fantastik yang perlu dibanggakan. Melalui Upsus Siwab penambahan populasi juga mendapatkan kualitas genetik ternak, sehingga dapat meningkatkan daya saing usaha dan nilai tambah, serta peningkatan pendapatan peternak” ungkap Sugiono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *