Kemenag dan IKAPI Diskusikan Rencana Pameran Buku Internasional

Jakarta, inionline.id – Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Kementerian Agama bersama Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) menjajaki rencana penyelenggaraan pameran buku berskala internasional atau Indonesia International BooK Fair (IIBF). Rencana ini terungkap dan dibahas bersama dalam pertemuan Kapuslitbang LKKMO dengan Ketua Umum IKAPI Rosidayati Rozalina di Kantor Kemenag, Jakarta.

Hadir dalam kesempatan itu, pengurus IKAPI Pusat Husni Syawie dan Djadja Subagja. Rosidayati Rozalina mengatakan, IIBF yang dibagas nantinya bukan sekadar event pameran buku. Lebih dari itu, IIBF diharapkan dapat menghadirkan ruh kultur literasi Indonesia yang kuat dalam ajang bergengsi.

“Sebut saja Jerman dengan Frankfurt Book Fair, Mesir dengan Alexandria Book Fair, dan Riyadh Book Fair. Negara-negara tersebut menjadikan ajang pameran buku sebagai agenda tahunan dan menjadi brand image tersendiri bagi negaranya,” ujar Rosidayati Rozalina di Jakarta, Kamis (01/11).

Suasana Frankfurt Book Fair 2018 (Foto/Medium.com)

“Sampai-sampai Lufthansa sebagai maskapai penerbangan nasional Jerman dan juga salah satu maskapai terbesar di Eropa memasukkan Frankfurt Book Fair sebagai agenda dalam event tahunan yang menjadi destinasi penting tiap tahunnya,” sambungnya.

Husni Syawie menambahkan, Indonesia adalah negara besar dengan potensi yang juga besar. Indonesia layak menjadi leading dalam perbukuan dan pembahasan isu-isu sosial, agama, dan politik, minimal di level asia tenggara. Potensi yang dimiliki Indonesia tersebut harus diupayakan untuk muncul salah satunya dengan pameran buku yang memiliki ruh.

Desain e-flyer Alexandria Book Fair (Foto/nasher-news.com)

“Ruh tersebut dapat berupa seminar-seminar yang diadakan dalam rangkaian pameran buku, kajian, talkshow dan bedah buku yang bermutu dan fenomenal termasuk kajian teks kontemporer dan manuskrip klasik,” tuturnya.

Zain menyambut baik ajakan kolaborasi tersebut dengan satu prinsip, yaitu membawa nama baik Indonesia dan semakin memajukan literasi anak bangsa. Sebagai lembaga pemerintah, LKKMO siap mengambil peran.

“Penguatan dari lembaga pemerintah dirasakan perlu oleh IKAPI dalam membangun suatu even rutin tahunan yang bernilai strategis bagi Indonesia,” tandasnya.

Zain mengaku sedih karena dalam buku The Islamic World, A History in Objects  terbitan The British Museum, nama Indonesia tidak disebutkan. Padahal, artefak-artefak keagamaan dalam buku itu (ditulis berasal dari Asia Tenggara) adalah dari dan asli Indonesia. Di akhir perbincangan, kedua pihak mengamini perlunya membuat desain IIBF.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *