BOGOR, inionline.id – Pasaca kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) yang melibatkan truk tronton pengangkut hasil tambang galian C yang dikendarai seorang sopir dibawah umur, di Jalan Raya Lebak Wangi, Kampung Ciping RT 02/03 Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg pada, Senin (10/9), sekitar pukul 10.30 WIB, mendapatkan sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya, tak sedikit kaum muda yang bangkit dan peduli untuk turut berkontribusi.
Hal itu di tunjukan, Masyarakat Peduli Parungpanjang (MP3) dan Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT) melakukan aksi solidaritas menggalang dana korban truk tambang. Dalam aksinya, MP3 dan AGJT di perlintasan kreta Api (Preweh) Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor, Sabtu (15/11) tersebut, membawa sejumblah kertas bertulis, tindak tegas sopir tronton dibawah umur dan tegakan jam tayang.
“Aksi ini dilakukan bentuk keprihatinan atas korban kecelakaan yang terjadi di Cipining-Cigudeg pada 10 September 2018 lalu, yang melibatkan Truk Tronton bermuatan bahan tambang dan Mini Bus Carry (Angkot), yang dikemudikan oleh anak di bawah umur, “ungkap Candra koordinator MP3 kepada inionline.id, dalam rilisnya, Minggu, (16/11/2018).
Candra menjelaskan, dalam aksi kawan-kawan mensosialisasikan jam operasional truk tronton yang telah disepakati pada tahun 2014 lalu. Namun, hanya dalam pelaksanaanya sering dilanggar oleh pengusaha dan pemilik armada (Trasforter).
“Jam operasional di Parungpanjang berlaku pada Pukul : 06.00-09.00 WIB (Pagi) dan Pukul : 16.00-19.00 WIB (Sore) hal ini masih menjadi polemik di tengah masyarakat Parungpanjang pasalnya, jam operasional yang ada tidak relaistis dan sering di langgar oleh truk tronton, “bebelnya.
Lebih lanjut Candra menambahkan, hal ini menjadi penguat untuk kita semuanya, hari ini dan seterusnya perjuangan dan perlawanan terhadap pertambangan ilegal dan mobilisasi truk tronton bermuatan lebih akan terus dikobarkan, pungkasnya. (MUL)
