BALOK TIMAH INDONESIA : JUMLAH EKSPOR BESAR, NILAI TAMBAH KECIL

BANTEN, IniOnline.id – Tim Universitas Indonesia (UI) Peduli Kajian, kembali terlibat dalam sebuah kegiatan kajian stratejik tentang hilirisasi timah di Indonesia. Berlokasi di Krakatau Industrial Estate Cilegon(KIE) Provinsi Banten, Tim UI Peduli Kajian melakukan kunjungan industri dan diskusi publik permasalahan hilirisasi industri timah. Seperti diketahui, Indonesia merupakan eksportir terbesar balok timah (tin ingot) di dunia.

“sekitar 80% kebutuhan balok rumah dunia dipasok dari Indonesia. Namun nilai tambah yang (didapatkan-red) rendah bagi negeri ini. Berbeda dengan Malaysia dan China yg ekspor turunan produk timah (tin paste, tin solder, tin chemical), bisa menghasilkan keuntungan yang besar,” ujar Ketua Tim UI Peduli Kajian Dr. Adis Imam Munandar dalam siaran pers yang dikirim ke awak media ini, Rabu (25/7/2018).

Keprihatinan atas kondisi tersebut, melatarbelakangi Tim UI Peduli Kajian dari SKSG (Sekolah Kajian Stratejik dan Global) UI untuk terjun kelapangan. Sementara Komisaris PT Timah Industri, Ir. Wachid Usman, MBA, mengatakan bahwa penyebab utama rendahnya nilai tambah tersebut akibat kurangnya konsistensi kebijakan hilirisasi dan pasar dalam negeri yang kurang mendapat dukungan.

Menurut mantan Dirut Timah Tbk ini, pihaknya telah meminta dukungan pemerintah dalam hilirisasi timah. “Hal ini bertujuan agar nilai tambahnya bisa lebih besar untuk kesejahteran negeri, terutama Bangka Belitung sebagai penghasil timah.” ujar DR.

Dalam siaran pers yang dikirim ke awak media ini, Tim UI Peduli Kajian dari SKSG UI menjelaskan bahwa seluruh anggota tim berupaya menggali informasi mendalam, tentang kendala yang dihadapi industri khususnya soal hilirisasi timah.

“Output rekomendasi dan analisis kebijakan stratejik hilirisasi timah merupakan salah satu yang diharapkan mampu memberikan kontribusi langsung bagi pemerintah Indonesia.” ucap Dr. Palupi Lindiasari salah seorang anggota tim.

Kegiatan tersebut, lanjutnya, merupakan rangkaian acara pengabdian masyarakat yang dilakukan civitas UI. “Timah harus memiliki nilai tambah (value added) untuk kesejahteraan rakyat. Hal ini sesuai amanat UUD 45 pasal 33.” pungkas Dr. Palupi Lindiasari, yang juga Peneliti Ketahanan Ekonomi di tim UI Peduli Kajian tersebut. (MUL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *