Wamenlu Fachir Luncurkan Buku MIKTA

Jakarta, iniOnline.id – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia c.q. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) telah menyelenggarakan kegiatan Peluncuran Buku dan Diskusi Panel berjudul MIKTA: Current Situation and the Way Forward, di Kantin Diplomasi Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (19/3).

Kegiatan tersebut ditujukan sebagai wadah diskusi terkait kondisi-kondisi dan tantangan-tantangan yang dihadapi MIKTA saat ini dan bagaimana MIKTA dapat menyusun strategi untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Selain itu, pertemuan juga memublikasikan buku berjudul “MIKTA: Current Situation and the Way Forward”. Buku tersebut diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Multilateral (Pusat P2K Multilateral), BPPK Kemlu dan terdiri atas kumpulan artikel yang ditulis oleh para ahli dan praktisi hubungan internasional dari kelima negara MIKTA.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Dr. Siswo Pramono, Kepala BPPK Kemlu dan dilanjutkan dengan keynote speech dari Dr. A. M. Fachir, Wakil Menteri Luar Negeri RI. Diskusi panel diadakan dalam bentuk talkshow dan menghadirkan beberapa penulis dalam buku “MIKTA: Current Situation and the Way Forward” sebagai panelis, yaitu: Dr. Jorge Schiavon (CIDE Mexico), Dr. Shofwan Al Banna Choiruzzad (Universitas Indonesia), Dr. Siswo Pramono (Kepala BPPK Kemlu), Dr. Seungjoo Lee (Chung Ang University), Dr. Awidya Santikajaya (Kepala Subbidang di BPPK Kemlu), Dr. Nicholas Farrelly (Australian National University), dan Nanto Sriyanto (LIPI). Bertindak sebagai moderator adalah Fikry Cassidy, Kepala Pusat P2K Multilateral, BPPK Kemlu.

Para panelis menyadari bahwa kini perubahan geopolitik global tengah terjadi. Sehubungan dengan hal tersebut, mekanisme-mekanisme yang dimiliki MIKTA (di antaranya yaitu koordinasi dan konsultasi kebijakan, inklusivitas isu, serta pendekatan bottom-up) dapat berkontribusi penting dalam tata kelola global. Hal tersebut ditambah dengan modalitas yang dimiliki negara-negara MIKTA, yaitu: pertumbuhan ekonomi yang tinggi, demokratis, komitmen tinggi terhadap perdamaian, serta aktif dalam institusi regional.

Namun, potensi-potensi yang dimiliki MIKTA nampaknya belum dapat terealisasi secara optimal. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya fokus dan keberlanjutan serta adanya perbedaan prioritas di antara negara-negara MIKTA. Untuk itu, di masa depan, MIKTA perlu lebih memfokuskan diri dan selektif terhadap isu-isu kerja sama prioritas; menyadari kapasitasnya sebagai hub di antara kawasan-kawasan, meningkatkan fungsinya sebagai kelompok negara-negara middle-power, serta meningkatkan dialog dan kolaborasi dengan mekanisme-mekanisme internasional lain, seperti BRICS.

Dalam sambutan penutupnya, Salman Al Farisi, Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang Hubungan Kelembagaan berharap bahwa peluncuran buku akan mendorong munculnya publikasi-publikasi akademis lain terkait MIKTA. Staf Ahli Menlu juga meminta dukungan negara-negara MIKTA terhadap kekoordinatoran Indonesia dan menyambut baik usulan-usulan kerja sama baru dalam kerangka MIKTA.

Kegiatan Peluncuran Buku dan Diskusi Panel kemudian diakhiri dengan ekskursi para panelis ke Masjid Istiqlal. Ekskursi ini bertujuan untuk melihat lebih dekat kehidupan multikultural dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.

MIKTA adalah sebuah forum kemitraan informal yang terdiri atas Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, dan Australia sebagai angotanya. Tahun ini, Indonesia menjabat sebagai koordinator MIKTA.(kemenlu/na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *