Sebagai Aksi Nyata Implementasi Tema Hari Air Dunia 2018

Bandung, IniOnline.id – Sebagai aksi nyata implementasi tema Hari Air Dunia 2018 “Lestarikan Alam Untuk Air” sebagai tema nasional di Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum bekerjasama dengan Komunitas Cikapundung melaksanakan perayaan Hari Air Dunia (HAD) tahun 2018 yang dipusatkan di Teras Cikapundung, Bandung Jawa Barat (24/5). Salah satu rangkaian acara yang dilaksanakan pada hari tersebut adalah kegiatan Kukuyaan yaitu mengendarai ban dalam bekas sambil membersihkan sampah yang ada di sungai Cikapundung.

PPK OP 1 Sumber Daya Air BBWS Citarum Kementerian PUPR Yayat Yuliana mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan kreatifitas dari warga dan Komunitas Cikapundung sedangkan BBWS Citarum bertindak sebagai fasilitator. Menurutnya peran komunitas di sungai Cikapundung sangat penting dalam menjaga kebersihan sungai, dan meningkatkan kepedulian masyarakat. “Bagaimanapun kita pembangunan infrastruktur fisik seperti Teras Cikapundung tanpa melibatkan warga di sekitar itu tidak akan berhasil,” tambah Yayat.

Untuk itu sejak diresmikan sampai saat ini pemeliharaan dan pengelolaan sehari-hari Tercik dilaksanakan oleh Komunitas Cikapundung. Teras Cikapundung diresmikan pada Januari 2016 dan merupakan bagian dari Restorasi Sungai Cikapundung, yaitu upaya untuk melakukan penataan di sepanjang Kawasan Sempadan Sungai Cikapundung untuk menampung aktivitas sosial masyarakat serta menggali potensi disekitarnya. Pembangunannya dilaksanakan melalui APBN tahun 2013 dan 2015, dengan total anggaran konstruksi sebesar Rp 18 Miliar.

Sementara Ketua Komunitas Cikapundung R. Sugiatno mengatakan Kukuyaan merupakan salah satu kreasi Komunitas Cikapundung untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian sungai Cikapundung yang merupakan anak sungai Citarum tersebut.

“Kukuyaan ini sudah kita mulai sejak sebelum terbangunnya Teras Cikapundung. Kegiatan ini selain untuk membersihkan sampah juga untuk sosialisasi kepada warga, bahwa ada kegiatan di Sungai Cikapundung, sehingga timbul keengganan dari masyarakat untuk membuang sampah ke sungai,” tutur Sugiatno.

Sebanyak 100 warga turut serta dalam kegiatan Kukuyaan tersebut, yaitu masyarakat bantaran sungai dan komunitas-komunitas turut meramaikan acara tersebut.Para partisipan mengarungi sungai dari Curug Dago yang merupakan daerah hulu sampai ke Teras Cikapundung.

Dari Teras Cikapundung ke Singapura

Selain sarana restorasi sungai, Teras Cikapundung juga berfungsi sebagai tempat edukasi kepada anak-anak sekolah khususnya tingkat sekolah dasar. Terbukti pada Februari 2018 lalu SD Nasional Plus Equal Bright mendapatkan medali emas tingkat SD dalam Youth Environmental Summit di Singapura, untuk konsep kegiatan meningkatkan kesadaran masyarakat bernama Kakadung (Kakapalan dari Cikapundung).

“Jadi kita pertama mengunjungi Teras Cikapundung, kita sedang bersihkan sampah di sungai ini, habis itu kita lihat sampah datang lagi dari atas, jadi kita membuat program Kakadung bandung, kakapalan cikapundung,” kata Relana salah satu anggota tim yang dikirim ke Singapura.

Untuk mengikuti program kegiatan Kakadung Bandung, anak-anak diwajibkan membayar Rp 5000 dan membawa sampah yang bisa didaur ulang. Selanjutnya peserta akan belajar tentang menjaga kebersihan sungai, belajar membuat mainan perahu/kakapalan dan bermain perahu karet. Kakadung akan mulai dilaksanakan pada bulan April dengan bekerja sama dengan Komunitas Cikapundung dan Bank Sampah Taman Sari. (pupr/na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *