Mobil Pedesaan Lulus Uji Emisi

Ekonomi, Headline057 views

MENTERI Perindustrian Airlangga Hartarto mendukung produksi mobil pedesaan, karena mewujudkan kemandirian industri nasional. Apalagi mobil pedesaan 100 persen komponennya dari dalam negeri.
Kendaraan ini diharapkan bisa mendorong kegiatan ekonomi di pedesaan, termasuk bagi sektor industri kecil dan menengah (IKM). pembangunan mobil pedesaan ini adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat desa terhadap alat angkut yang laik jalan.
“Jadi mobil ini didesain pergerakannya four wheel drive dan modelnya seperti pickup, roda empat dan bagian belakangnya bisa diubah-ubah sesuai aktivitasnya sehingga bisa membawa alat atau hasil pertanian,” kata Airlangga usai bertemu dengan Menteri Desa Eko Putro Sandjojo, baru-baru ini.
Untuk variannya, lanjut Airlangga, akan mengikuti kontur pedesaan masing-masing. “Sekarang sudah ada lima prototipe, sudah tes jalan 100.000 kilometer, sudah uji emisi dan hasilinya lulus. Tetapi kami masih perbaiki desain dan kelengkapan dari kelima prototipe tersebut,” tuturnya.
Airlangga menjelaskan, pihaknya membuka kesempatan kepada siapapun yang ingin memproduksi prototipe mobil desa yang akan dibanderol sekitar Rp60 juta per unit.
“Rp60 juta itu basis produk, nanti tinggal ditambah aksesorisnya. Desain yang dilakukan Kemenperin ini sifatnya open source, jadi produksi bisa di berbagai tempat termasuk di bengkel-bengkel desa,” ungkapnya.
Selain menciptakan prototipe, Kemenperin juga akan menetapkan standar produk serta mentransfer teknologi kepada para peminat yang ingin membuat mobil desa tersebut. Bahkan, Kemenperin optimistis, peluang pasar untuk kendaraan kecil ini masih cukup besar dengan segmen di bawah 1000 cc.
ANGKUTAN PERTANIAN
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menambahkan, mobil pedesaan ini akan dijadikan pengganti dari kendaraan angkut pertanian seperti grandong.
“Selama ini, untuk mengangkut hasil pertanian, petani membuat alat angkut rakitan dari mesin diesel. Karena buatan sendiri, grandong tidak memenuhi standar keamanan,” jelasnya.
Menurutnya, mobil pedesaan ini nantinya bisa difungsikan juga untuk mesin perontok padi, penggiling biji-bijian hingga mesin pengolah sampah. “Kalau banyak peternakan, maka yang diperlukan adalah untuk mengolah kotoran jadi pupuk kandang,” tuturnya.
Putu mengatakan, pihaknya juga akan berupaya menggandeng beberapa pihak untuk terlibat dalam produksi mobil pedesaan, termasuk produsen otomotif di Indonesia. Kerja sama ini untuk memasok mesin bagi mobil pedesaan. “Kami lagi coba untuk kerja sama dengan Toyota dan Daihatsu, mereka kan jual kendaraan terbanyak, terutama komponen kritikal seperti mesin dan transmisi,” ujarnya. (Pri)
Sumber : poskotanews