Impor Salah Satu Cara untuk Stabilkan Harga Gula

Ekonomi, Headline057 views

Inionline.id, Jakarta: Tingginya harga gula menjadi salah satu masalah ekonomi di Indonesia, pemerintah mencari cara untuk segera melakukan tindakan. Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang bertugas menjaga kendali harga, melakukan pemangkasan jenjang produksi dan distribusi gula agar harga eceran yang dibeli masyarakat stabil dan terjangkau.

Kemendag juga punya cara jitu dengan meringkas mata rantai impor. Selain itu, memfasilitasi kesepakatan antara produsen dan distributor gula agar harga eceran tertinggi di masyarakat dapat dikendalikan di level Rp.12.500 per kilogram (kg).

Kebutuhan gula nasional untuk semester I-2017 diperkirakan mencapai 1,5 juta ton. Sayangya produksi gula yang dihasilkan dalam negeri tak seimbang, hanya sebanyak 700 ribu ton. Sekitar 800 ribu harus dipenuhi dengan cara impor.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengaku kebijakan untuk membuka keran impor merupakan upaya pemerintah dalam mengantisipasi fluktuasi harga gula di pasar. Impor diyakini sebagai instrumen efektif untuk stabilisasi harga gula nasional.

“Dibutuhkan impor gula untuk stabilisasi harga. Semua dilakukan dengan orientasi utama menciptakan harga gula yang stabil,” ujar Enggar, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Pengamat ekonomi Bustanul Arifin berpandangan, impor gula tidak bisa dihindari dan harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nasional. Bustanul bahkan memperkirakan kebutuhan gula nasional tahun ini bisa melonjak sebanyak 5,5 juta ton.

“Angka itu tidak diikuti dengan produksi gula nasional yang hanya berada di kisaran 2 juta hingga 3 juta ton per tahun,” papar dia,

Berdasarkan data Kemendag, produksi gula lokal selama 2016 sebanyak 2,2 juta ton. Angka itu jelas kekurangan bila dibandingkan dengan kebutuhannya sebesar 3,2 juta ton. Jika dibiarkan, akan ada defisit kebutuhan gula di pasar sebanyak 1 juta ton yang bakal menyebabkan harga gula ‘mirip’ cabai rawit merah atau bahkan lebih menggila.

Menurut Bustanul, antisipasi bergejolaknya harga gula nasional dengan menempuh kebijakan membuka keran impor. Meski demikian, gula yang akan diimpor merupakan gula mentah sebagai bahan baku yang nantinya akan diolah langsung oleh industri gula nasional, bukan gula yang langsung dikonsumsi masyarakat.

Impor dilakukan dengan melibatkan langsung industri gula nasional. Langkah itu dilakukan untuk mempersingkat mata rantai distribusi impor gula agar tepat sasaran dan biaya yang murah.

“Harga komoditas yang stabil dan terjangkau dibutuhkan untuk memelihara iklim ekonomi yang kondusif. Pemerintah baru saja berhasil mengendalikan inflasi pada penutupan tahun lalu dan momentum itu perlu dipertahankan,” pungkas Bustanul. (AN/metro)