Mensos Mengklaim Mental Lebih Penting dari Fisik di Era New Normal

Headline, Nasional057 views

Inionline.id – Menteri Sosial Juliari Batubara mengatakan butuh persiapan mental untuk menghadapi tatanan dunia baru atau era new normal selama pandemi Virus Corona (Covid-19).

“Ini adalah tatanan dunia baru yang tidak bisa kita hindari dan kita harus siap, dari sisi sosial, persiapan mental lebih penting dibanding persiapan yang sifatnya fisik,” ujarnya dalam video konferensi, Sabtu (6/6).

Menurut Juliari, pandemi sehingga memaksa semua orang untuk fokus serta memperhatikan kesehatan pribadi dan lingkungan sekitar. Sisi negatifnya, kata dia, Covid-19 menjadikan manusia makhluk sosial yang kurang sosial.

Contohnya, kegiatan perkantoran yang harus dilakukan dari rumah alias work from home dengan menggunakan akses internet. Ia mengakui ada efisiensi tenaga dan biaya. Namun, kondisi ini membuat interaksi sosial manusia berkurang.

“Semuanya bisa dikerjakan dari luar kantor, artinya ini suatu efisiensi luar biasa tapi kita menjadi makhluk yang interaksi sosialnya berkurang atau less social,” katanya, yang merupakan kader PDIP itu.

Juliari mengatakan kondisi tersebut akan menjadi sebuah hal yang normal. Meskipun butuh waktu, dia meminta masyarakat beradaptasi dengan situasi tersebut.

“Hal seperti ini menjadi normal, kita tidak punya pilihan, harus fokus pada tatanan baru demi kesehatan,” katanya.

Pemerintah juga melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan demikian masyarakat akan beradaptasi dengan kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan.

“Memang protokol dan aturan-aturan yang kita jalankan nantinya lama-kelamaan akan jadi biasa,” kata dia.

Diketahui, pemerintah sejak setidaknya dua bulan lalu sudah menggadang-gadang pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sejumlah pejabat mengakui itu tak lepas dari kepentingan ekonomi.

Banyak dikritik, konsep itu kemudian diubah menjadi new normal sambil membawa-bawa negara lain yang sudah menerapkannya, seperti Jerman dan Selandia Baru. Padahal, negara-negara tersebut sudah sukses melawan COvid-19. Sementara, Indonesia masih menghadapi peningkatan kasus.