Hari Jadi Kota Bogor-538, Pembangunan Sosial Masih Sangat Kurang di Kota Hujan

Antar Daerah057 views

Bogor, Inionline.Id – Memasuki usia ke-538 tahun, Kota Bogor masih mendapat perhatian khusus dari salah satu wakil rakyatnya. Iwan Suryawan selaku anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa barat daerah pemilihan Jawa barat VII (Kota Bogor), menyoroti bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Kota Bogor masih sangat minim padahal usia kotanya sudah sangat tua.

“Prinsipnya kalau saya melihat visi misi walikota Bogor, yang paling penting menurut saya adalah menerapkan keseimbangan pembangunan antara fisik dan sosial, jangan jomplang, oke fisik memang dibutuhkan seperti bantuan provinsi Jawa barat tahun ini yaitu pelebaran jalan Otista, penataan jalan Surya Kencana, serta alun-alun Kota Bogor, itu semua kan fisik, tapi adakah program untuk memelihara itu ?,” ujar Iwan pada Rabu (03/06/2020).

Program yang dimaksud disini adalah untuk pembangunan sumber daya manusianya, pengelola taman, perilaku sosialnya, bagaimana PMKS nya diperhatikan.

“Ketika pembangunan fisik itu bagus, sedangkan pembangunan sosialnya berjalan, maka perilaku masyarkat dan pejabat berjalan baik, selama ini Bogor sudah cantik karena infrastrukturnya sudah berjalan tapi lihat ada beberapa permasalahan sosial yang masih terjadi sehingga kecantikan kota ini lambat laun akan hilang,” pungkas Iwan.

Dirinya memprediksi, jelang ledakan pertumbuhan sosial beberapa tahun mendatang jika pemerintah Kota Bogor tidak menyiapkan program-program pembangunan sosial maka ledakan tersebut malah akan menimbulkan kerusakan.

“Hari ini di Kota Bogor muncul fenomena manusia gerobak, manusia karung yang di pinggir jalan, itulah potret Kota Bogor hari ini, kita bisa bilang, oh itu bukan orang Kota Bogor, iya bisa jadi tapi kan dia beraksi di Kota Bogor sehingga itu merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota Bogor,” imbuh Iwan.

Politisi PKS ini punya solusi untuk pembangunan sosial di Kota Bogor yang dinamakan tiga komponen, unsur yang harus dipadukan sebagai solusi yaitu pembangunan akal, pembangunan ruhiah, dan pembangunan fisik. Hal inilah yang harus seimbang dan wajib ditata.

“Untuk pembangunan fisik saya mengapresiasi Kota Bogor sudah bagus tapi ingat, yang mengisi fisik itu adalah manusia, dalam berbagai bentuk pola perilaku yang satu sama lainnya berbeda, supaya fisik ini terjaga dengan baik maka yang mengisinya pun harus sehat, saya berharap kedepannya pemerintah menumbuhkan masyarakat yang empati, guyub, dan bergerak dengan sendirinya, ini butuh effort yang besar bukan segala sesuatunya bergerak hanya karena ada lomba seremonial,” tutup Iwan. (JC)