Gubernur BI Memprediksi Ekonomi Tumbuh 6 Persen pada 2025

Ekonomi057 views

Inionline.id – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6 persen pada 2025 mendatang. Ia meyakini ekonomi Indonesia sudah mulai pulih usai mengalami kontraksi yang menghantarkan pada resesi ekonomi akibat pandemi covid-19.

“Insyaallah pertumbuhan ekonomi akan positif pada kuartal IV 2020 dan akan meningkat menjadi 5 persen pada 2021, dan terus naik ke sekitar 6 persen pada kurun waktu 5 tahun mendatang,” ujarnya dalam acara West Java Investment Summit 2020, Senin (16/11).

Diketahui, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi 3,49 persen pada kuartal III 2020. Dengan demikian, Indonesia resmi memasuki jurang resesi ekonomi setelah sebelumnya mencatat minus 5,32 persen di kuartal II 2020.

Namun, Perry meyakini pada periode Oktober-Desember ekonomi akan pulih menjadi positif. Pemulihan ekonomi akan ditopang oleh perbaikan konsumsi, kinerja ekspor, dan realisasi investasi.

“Selain itu, stabilitas makro ekonomi, sistem keuangan terjaga, nilai tukar rupiah stabil, dan bahkan cenderung menguat. Lalu, inflasi rendah, defisit transaksi berjalan menurun, dan sistem perbankan keseluruhan juga sehat,” tuturnya.

Dari sisi bank sentral, ia menuturkan BI juga memberikan stimulus bagi ekonomi agar lepas dari resesi. Meliputi, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah agar kondusif bagi pemulihan ekonomi dan menurunkan suku bunga acuan sebesar 1 persen sejak awal tahun menjadi 4 persen pada Oktober 2020.

“Kami juga melakukan injeksi likuiditas atau quantitative easing dalam jumlah besar, lebih dari Rp670 triliun atau 4 persen dari PDB,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia baru memasuki fase pemulihan pada kuartal II 2021. Meski demikian, fase pembalikan ekonomi dari kontraksi 5,32 persen pada kuartal II 2020 lalu dimulai pada kuartal III lalu.

“Tahun depan kami berharap akan berjalan (pemulihan ekonomi) terutama pada kuartal kedua dan ketiga, dan ini akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan minimal 5 persen,” ucapnya dalam “Forum Diskusi Sektor Finansial” yang digelar CNBC Indonesia.

Tahun ini, Kementerian Keuangan memproyeksi pertumbuhan ekonomi masih berada di kisaran minus 0,6 persen hingga minus 1,7 persen. Namun demikian, lanjutnya, berbagai institusi lain memprediksi laju ekonomi Indonesia berada di rentang minus 1 hingga 1,5 persen.