Sejak Awal 2024, 700 Hektare Hutan dan Lahan Terbakar di Natuna

Berita857 views

Inionline.id – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda Natuna, Kepulauan Riau, seluas 30 hektare. Dengan demikian, total luas karhutla di Natuna mencapai 700 hektare.

Karhutla yang terjadi sejak Sabtu (20/4) itu baru bisa dipadamkan petugas gabungan dari BPBD dan Dinas Pemadam Kebakaran pada Selasa (23/4) malam.

“Lebih kurang ada 30 hektare, sesuai data yang sudah kami hitung karhutla yang terjadi di Natuna,” kata Zulheppy Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Natuna saat dihubungi pada Rabu (24/4).

Salah satu titik kebakaran berada di Desa Cemana Kecamatan Bunguran Selatan.

Menurutnya, salah satu penyebab karhutla karena kondisi cuaca panas di Natuna. Selain itu, ada pula masyarakat yang sengaja membakar hutan untuk membuka lahan lalu dibiarkan.

Dia mengatakan kebakaran hutan dan lahan di Natuna sudah sering terjadi. Terhitung sejak Januari hingga 24 April 2024 tercatat 49 kejadian dengan luas hutan dan lahan yang terbakar 700 hektar.

“Terhitung Januari hingga 24 April ini total ada 49 kejadian dan sudah 700 hektare luas hutan dan lahan terbakar di Natuna,” ujarnya.

Kebakaran hutan dan lahan di Natuna pada tahun ini merupakan yang terbesar jika dibandingkan 2023 lalu. Hal ini berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Natuna.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Natuna Raja Darmika mengatakan Kabupaten Natuna berstatus siaga darurat kekeringan selama delapan hari, mulai 19-26 April 2024.

“Iya kemarin setelah rapat, dilanjutkan rapat penentuan status keadaan darurat dan disetujui menjadi siaga darurat, untuk SK-nya sedang diproses,” ucapnya saat dikutip Antara, Jumat (19/4).

Dia menjelaskan, kekeringan terjadi karena rendahnya intensitas hujan di wilayah itu. Akibatnya, Kabupaten Natuna khususnya di Pulau Bunguran Besar mengalami krisis air bersih.

“Terkait kekeringan, kami juga mengimbau agar masyarakat lebih menghemat penggunaan air dan mulai membuat alternatif sumber air di sekitar pemukiman, misalnya dengan menyediakan tong-tong air,” ujar dia.

Ia menjelaskan kekeringan yang melanda Natuna berpotensi menyebabkan kebakaran, pasalnya tumbuhan menjadi lebih mudah terbakar. Ia pun mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan tindakan yang berpotensi menyebabkan kebakaran.

“Mari kita saling menjaga, kita imbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, membuang puntung rokok pada tempatnya, mematikan api atau sumber api saat berpergian,” imbuh dia.