Tengah Malam, Dedie Rachim Terjun ke Lokasi Bencana Lebak Kantin

Antar Daerah1257 views

Inionline.id – Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim terjun ke lokasi bencana tanah longsor di RT 02/07, Lebak Kantin, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Senin (25/3/2024) malam. Dedie tiba di lokasi sekitar pukul 00.10 WIB dan langsung melihat proses pencarian korban tertimbun bangunan dari peristiwa tanah longsor.

Hari ini, kata Dedie Rachim, Kota Bogor diguyur hujan lebat dengan intensitas 120 mili meter. Ini merupakan fenomena alam global warming yang menyebabkan beberapa hari terakhir terjadi cuaca panas yang luar biasa setelah diguyur hujan berhari-hari.

Setelah mengalami cuaca panas, pada Minggu (24/3) sejak sore hingga jelang tengah malam, Kota Bogor dilanda hujan diiringi dengan angin.

Hingga pukul 00.20 WIB dari laporan yang masuk data sementara menyebutkan ada 18 titik bencana di Kota Bogor.

“Ada banjir lintasan, ada tanah longsor, kemudian juga TPT yang roboh dan pohon tumbang. Dan salah satu yang menelan korban jiwa berlokasi di lebak Kantin RT 02 RW 07, Kelurahan Sempur, Kota Bogor. Sudah dilaksanakan proses pencarian dan evakuasi terhadap dua orang warga,” katanya.

Dari dua korban tanah longsor yang tertimbun, satu diantaranya sudah berhasil dievakuasi sekitar pukul 23.40 WIB dalam keadaan meninggal dunia. Sedangkan satu korban lainnya hingga pukul 00.30 WIB masih dalam proses pencarian oleh BPBD Kota Bogor, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bogor, Tagana, PMI, TNI-Polri serta unsur potensi SAR lainnya.

Selain melihat dan memastikan evakuasi dijalankan dengan optimal, Dedie juga sempat melakukan rapat kecil untuk pemetaan.

“Jadi kita lihat dulu situasi ya seperti apa sekarang, sudah gelap kita nggak bisa menilai, mungkin besok kita bisa melaksanakan proses penilaian untuk memastikan apa warga apakah aman atau memang harus dipindahkan,” ucapnya.

Sejauh ini lanjut Dedie, pihaknya sudah melakukan diskusi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait permasalahan yang terjadi akibat bencana alam.

“Jadi ke depan kita harus melaksanakan sebuah program yang masif untuk pembersihan saluran-saluran air, kemudian juga drainase termasuk kali dan sungai. Dan yang paling penting jangan lagi ada masyarakat yang buang sampah ke sungai walungan, ke kali, ke drainase supaya tidak terjadi hambatan,” ujarnya.