Kemungkinan AI Gantikan Kecerdasan Manusia Dijelaskan Dosen Unair

Pendidikan657 views

Inionline.id – Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. World Economic Forum (WEF) memprediksi robot, otomatisasi, dan AI bisa menggantikan 85 juta pekerjaan (kecerdasan) manusia pada 2025.

Dosen Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (Unair), Aziz Fajar, menegaskan meskipun AI dapat menggantikan peran manusia dalam berbagai bidang, kecerdasannya tetap terbatas. AI hanya mampu menggunakan sumber daya yang telah ada.

Sehingga, tidak dapat menciptakan sesuatu yang benar-benar baru. Meskipun demikian, AI memiliki keunggulan dalam memberikan manfaat praktis dan dapat diakses kapan pun.
“AI itu hanya sepintar orang yang membuatnya atau membantu membuatnya. Apabila diperhatikan, AI hanya menggunakan resource yang sebenarnya sudah ada. Sehingga, AI tidak dapat membuat sesuatu yang benar-benar baru, setidaknya untuk saat ini,” papar Aziz dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 25 Maret 2024.

Meskipun demikian, kecepatan AI dalam memproses informasi dan menghasilkan output telah mengesankan banyak pihak. Aziz menontohkan teknologi chatGPT yang merupakan bagian dari generative AI.

Meskipun informasi yang diberikan oleh chatGPT dapat ditemukan di internet, AI memberikan manfaat praktis karena dapat diakses dan ditanyakan kapan saja.

Aziz menyebut regulasi yang tepat sangat diperlukan untuk mengendalikan perkembangan AI dan memastikan penggunaannya sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang berlaku. Meskipun etika dalam pembuatan AI biasanya diajarkan dalam pendidikan formal, tidak semua individu akan mematuhi aturan tersebut.

Oleh karena itu, perlu ada regulasi ketat untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab. Aziz menyebut seseorang yang menyalahgunakan AI, misalnya untuk membuat hoaks atau gambar tidak pantas bisa di penjara.

“Sedangkan, untuk pembuat AI tentu sulit untuk dihukum karena bisa saja ketika membuat AI-nya tidak dimaksudkan untuk hal-hal tersebut, tapi ternyata disalahgunakan,” kata dia.

Aziz menuturkan meskipun terdapat risiko dan keterbatasan, banyak sektor yang telah memanfaatkan kemampuan AI untuk mempermudah pekerjaan mereka. Dalam hal itu, peran manusia tetap sangat penting dalam mengarahkan dan mengontrol penggunaan AI.

“AI bukanlah musuh, melainkan alat bantu yang dapat memudahkan proses kerja manusia. Seperti halnya telepon dan kalkulator, AI menjadi alat yang memperluas kemampuan manusia dalam berkomunikasi dan melakukan perhitungan,” ucap dia.