Ini Dampak Minimnya Gaji Dosen di Indonesia

Pendidikan857 views

Inionline.id – Pakar Kebijakan Publik Universitas Airlangga (Unair), Gitadi Tegas Supramudyo menilai pemerintah perlu menetapkan standar kebijakan upah dosen yang lebih optimal.  Pernyataan ini disampaikan Gitadi merespons sempat munculnya tagar #janganjadidosen yang ramai di media sosial beberapa waktu lalu.

Munculnya tagar itu bermula dari cuitan warganet tentang minimnya gaji dosen yang tidak sesuai dengan beratnya beban kerja.  “Saya rasa perlu ada standar kebijakan. Kita perlu kembali ke grand design pendidikan Indonesia yang belakangan ini terus berubah,” kata Gitadi dilansir dari laman Unair, Selasa, 12 Maret 2024.

Menurut Gitadi terdapat fakta adanya kesenjangan signifikan pada kebijakan upah dosen di Indonesia. Permasalahan ini muncul sebagai akibat dari kebijakan negara terkait keuangan dan pendidikan yang masih belum optimal.
“Saya rasa ini terkait dengan kebijakan negara khususnya pendidikan, ya. Di sisi lain juga tuntutan ekonomi. Dulu, lulusan terbaik itu biasanya menjadi dosen, sekarang lebih memilih bekerja di bidang lain yang tunjangan atau gajinya juga lebih baik,” bebernya.

Sistem pendidikan yang dinamis juga, kata Gitadi, menjadi salah satu pemicu permasalahan ini. Orientasi lulusan sarjana dan diploma yang berubah juga berpengaruh pada profesi dosen, baik dari aspek kualitas maupun kebijakan yang menaunginya.

“Kalau dulu itu pembagiannya yang orientasi pekerjaan itu diploma, kalau pengembangan ilmu sarjana sampai doktor. Dan ini sekarang sudah berubah, semua kaitannya dengan pekerjaan. Perubahan ini secara langsung maupun tidak berdampak pada profesi dosen,” jelasnya.

Dampak Minimnya Upah Dosen

Salah satu dampak minimnya upah adalah, para dosen terkadang harus mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.  Sering kali kondisi ini berpotensi membuat menurunya kualitas pengajaran.

“Di Indonesia ini kebutuhan fisik masih menjadi yang utama. Memang menjadi dosen itu pilihan, tapi dalam praktiknya orang indonesia bisa dari sumber lain karena untuk memenuhi kebutuhan,” kata Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair itu.

Penurunan Minat Jadi Dosen

Namun yang perlu diantisipasi dalam jangka panjang, adalah potensi menurunnya minat generasi muda untuk menjadi dosen.  Tidak hanya dari sisi kuantitas, persoalan kualitas dosen juga terprediksi akan mengalami penurunan, sebab dosen tidak lagi menjadi profesi yang banyak digandrungi.

“Sekarang ini yang terjadi adalah menurunnya tingkat kompetisi menjadi dosen. Selama kebijakan yang ada masih seperti ini maka penurunan ini akan terjadi,” paparnya.

Tawarkan Solusi

Sebagai solusi, Gitadi memandang bahwa pemerintah melalui kementerian terkait seharusnya kembali pada grand design awal pendidikan Indonesia. Pemerintah perlu memberikan standar yang lebih jelas terkait rekrutmen dan penetapan gaji dosen melalui klasterisasi.

“Yang terpenting bagi saya yaitu terkait dengan kebijakan negara tentang kualitas pendidikan Indonesia. Jadi, pemerintah sekali lagi perlu kembali pada grand design pendidikan kita dan memberi penghargaan bagi mereka yang terpanggil jadi dosen,” pungkasnya.