Tak Cerminkan Pendidikan Saat Ini, Kepala BSKAP Sebut PISA 2022 Sudah Usang

Pendidikan657 views

Inionline.id – Skor Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia 2022 mengalami penurunan 12 hingga 13 poin. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut penurunan itu dipengaruhi pandemi covid-19 yang membawa learning loss.

Survei PISA dilakukan tepat setelah masa pandemi, yakni sekitar Mei-Juni 2022. Karena itu, PISA 2022 menjadi cerminan pendidikan Indonesia di masa pandemi, bukan menampilkan situasi pendidikan Indonesia saat ini.

“Jadi, sebenarnya PISA 2022 itu berita yang sudah usang. Tapi karena baru diumumkan kemarin, terus seolah-olah itu adalah kayak potret pendidikan kita saat ini. Salah,” ujar Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, saat diskusi dengan media di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.

Pria yang akrab disapa Nino itu menjelaskan untuk melihat potret pendidikan saat ini, data yang paling relevan adalah hasil Asesmen Nasional (AN) 2023. Hasil AN 2023 akan dirilis awal tahun depan.

“Bahwa PISA 2022 bukan cermin dari kualitas pendidikan kita saat ini. Itu cermin dari dua tahun yang lalu ketika kita selesai menutup sekolah. Jadi, betul-betul mencerminkan dampak dari pandemi,” tutur dia.

Diketahui, skor PISA Indonesia pada 2018 untuk kemampuan membaca sebesar 371. Sedangkan, pada 2022 menurun menjadi 359.

Selanjutnya, skor kemampuan matematika di 2018 sebesar 379 turun menjadi 366 di 2022. Dan skor kemampuan sains turun dari 379 pada 2018 menjadi 366 di Tahun 2022.

Sementara itu, ranking PISA Indonesia untuk membaca pada 2018 ada di posisi 74 dan menjadi ranking 71 di 2022. Untuk ranking matematika naik dari 73 pada 2018 menjadi ranking 70 di 2022. Pada kemampuan sains, Indonesia menempati ranking 71 pada 2018 dan menempati ranking 67 pada 2022.

PISA 2018 diiktui 79 negara, sedangkan PISA 2022 diikuti 81 negara yang terdiri dari 37 negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan 44 negara mitra. Sampel PISA dipilih acak oleh OECD agar mewakili populasi siswa usia 15 tahun di tiap negara. Di Indonesia, sampel berasal dari seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah tertinggal.