Ancaman Israel soal Lanjutkan Perang di Gaza usai Gencatan, RI Buka Suara

Headline, Nasional1157 views

Inionline.id – Retno Marsudi Menteri Luar Negeri Indonesia mengkritik keras Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengancam bahwa Israel akan melanjutkan perangnya di Jalur Gaza Palestina ketika gencatan senjata berakhir.

Komentar itu diutarakan Retno saat berpidato di debat terbuka Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) di New York, Amerika Serikat, Rabu (29/11).

“PM (Israel Benjamin) Netanyahu mengatakan bahwa dia akan memulai lagi operasi militer penuh saat jeda kemanusiaan berakhir,” kata Retno di forum itu.

Dia lalu berujar, “Saya tak bisa memahami pernyataan dia. Dan, Saya juga tidak bisa memahami jika DK PBB membiarkan ancaman terhadap kemanusiaan ini terjadi.”

Retno lantas menegaskan DK PBB harus bertindak untuk mencegah agar kekerasan tak terulang kembali di Gaza.

Dia juga menyerukan badan tersebut melakukan aksi baru mencakup berbagai langkah.

Pertama, soal bantuan kemanusiaan tanpa hambatan yang masuk ke Gaza. Selama ini, Israel sangat membatasi bantuan yang masuk usai memblokade total wilayah itu.

Bantuan yang masuk ke Gaza juga melewati pemeriksaan yang sulit dan rumit.

Kedua, Retno mengatakan penghormatan terhadap hukum internasional. Ketiga, betapa penting gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.

“Pentingnya gencatan senjata permanen untuk mengakhiri semua kekejaman,” ungkap dia.

Seruan gencatan senjata permanen menjadi sorotan komunitas internasional di tengah jeda kemanusiaan yang hanya beberapa hari.

Jeda kemanusiaan ini berlaku pada 24-17 November dan diperpanjang selama dua hari. Perjanjian ini mencakup jeda pertempuran dan pertukaran tahanan Palestina di Israel dan sandera Hamas.

Namun, di tengah gencatan senjata itu Israel masih menyerang Gaza dan Tepi Barat.

Netanyahu juga menegaskan Israel akan melanjutkan perangnya di Gaza usai gencatan senjata selesai.

“Selama beberapa hari terakhir saya telah mendengar pertanyaan ‘akan kah Israel kembali berperang setelah memaksimalkan fase pembebasan warga kami yang disandera? Jadi jawaban saya tegas: Ya,” kata Netanyahu pada Rabu (29/11).

“Ini adalah kebijakan saya, seluruh kabinet mendukungnya, seluruh pemerintah Israel mendukungnya, tentara Israel mendukungnya, rakyat pun mendukungnya. Itu lah yang akan kami lakukan,” paparnya.

Israel melancarkan agresi brutal ke Palestina pada 7 Oktober imbas serangan dadakan Hamas ke negara tersebut.

Selama agresi, pasukan Israel menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah dan rumah sakit. Imbas gempuran ini, lebih dari 15.000 warga Palestina meninggal dunia, termasuk lebih dari 6 ribu anak-anak dan lebih dari 4 ribu perempuan.