Presiden Jokowi Menyebut Penjualan Baju Impor Murah di E-Commerce Menjadi Bukti Penjajahan Ekonomi di Indonesia

Headline, Nasional757 views

Inionline.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan maraknya penjualan pakaian impor murah di e-commerce merupakan salah satu bukti bentuk penjajahan ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan data yang dimilikinya, Jokowi menyebut 90 persen barang murah di e-commerce berasal dari produk impor. Ia mengklaim sempat menemui baju impor dijual dengan harga Rp5.000 di e-commerce.

Jokowi berpendapat baju impor tersebut bisa berharga murah karena praktik predatory pricing alias jual rugi yang dilakukan demi membunuh pesaing.

“Kita tidak sadar sudah dijajah secara ekonomi. Mungkin awal harganya masih Rp5.000. Begitu sudah masuk, beli ini sudah ketagihan baru dinaikkan Rp500 juta mau apa? Sudah tidak bisa apa-apa kita karena sudah ketergantungan di situ,” kata dia di Istana Negara, Rabu (4/10).

Untuk melepaskan diri dari penjajahan ekonomi tersebut, Jokowi menuturkan pemerintah tengah menyusun beberapa strategi. Pertama, menyiapkan talenta digital.

Talenta itu disiapkan untuk melindungi kedaulatan digital Indonesia. Talenta ini diperlukan karena menurut data Jokowi ada data 123 juta konsumen di Indonesia yang terekam di aplikasi buatan negara lain.

“Tidak perlu saya sampaikan aplikasi apa. Kalau ada talenta digital, ada yang menyampaikan, membisiki Pak ini hati-hati kalau kita tidak proteksi data digital kita, bisa-bisa nanti 2029 yang menentukan itu mereka. Betapa sangat berbahayanya yang namanya perilaku konsumen, perilaku masyarakat itu bisa di-detect dengan sangat akurat,” katanya.

Strategi kedua, menyiapkan dan mengeluarkan sejumlah aturan terkait penggunaan produk dalam negeri.

“Kita pertahankan yang namanya kandungan lokal, barang lokal. Kalau tak bisa 100 persen barang kita, paling tidak 90 persen, 80 persen kandungan lokalnya,” katanya.

Strategi ketiga menyiapkan peta jalan dan infrastruktur digital.

Menurut Jokowi, strategi-strategi di atas penting untuk dilakukan karena potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar. Perhitungannya mencapai US$146 miliar pada 2025. Potensi tersebut bisa meningkat dua kali lipat pada 2030 menjadi US$360 miliar.