Soal Polusi Udara Jakarta, Menhub Akui Banyak Pihak Salah-salahan

Berita757 views

Inionline.id – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut banyak pihak saling menyalahkan dalam memberantas polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Ia menyebut semua orang sekarang pasti selalu mengecek smartphone sebelum beraktivitas di Jakarta untuk melihat bagaimana kualitas udara. Budi pun melakukan hal serupa.

“Ya Jakarta sudah begitu. Celakanya itu yang paling merah (polusi udara terburuk) di BSD, Lubang Buaya, dan Bantar Gebang. Itu bisa alibi bukan transportasi, ternyata industri. Tapi lupakan itu, kita tetap konsentrasi apa yang menjadi tanggung jawab kita. Jadi memang salah-salahan,” ujarnya dalam Seminar Nasional Strategi Green Financing Sektor Transportasi untuk Daya Saing Perkeretaapian Berkeadilan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (20/9).

Namun, ia menegaskan enggan salah-salahan dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar soal polusi udara di Jakarta.

Budi menegaskan KLHK punya data soal industri penyumbang polusi dan dirinya mengantongi sumbangsih transportasi.

Budi lantas menyinggung soal pengenaan masker yang kini kembali marak, padahal pandemi covid-19 sudah reda. Ia menyebut sekarang masyarakat menggunakan masker untuk menangkis polusi udara.

“Tadi saya tanya ajudan, gimana? Jakarta merah semua (kualitas udara buruk). Saya mau kasih tahu, transportasi itu kontributor terbesar, 50 persen dari transportasi. Lalu, dari 50 persen itu, 60 persennya itu motor, tapi kita kan susah mau cut itu motor tiba-tiba enggak boleh,” tuturnya.

Oleh karena itu, Budi menyebut transportasi massal menjadi pilihan untuk mengurangi polusi udara. Ia menegaskan kadar polusi udara akan naik terus jika pemerintah tak segera mengintervensi.

Selain itu, salah satu cara intervensi pemerintah lainnya adalah hilirisasi nikel. Itulah yang membuat Budi tak senang jika kebijakan Indonesia direcoki Amerika Serikat hingga Uni Eropa (UE).

“Dulu nikel ore dibawa dari Sulawesi ke luar (negeri), mentah, tidak diapa-apakan, keluar. Sehingga kita enggak dapat apa-apa. Saat kita mau pintar sedikit, terlepas dari negara tertentu (pemain hilirisasi di Indonesia), sudah ada development nikel ore menjadi aluminium, baterai, dan sebagainya. Fair enggak kalau Eropa atau Amerika men-judge kita gak boleh bangun (hilirisasi) sendiri? Kan anak SD juga tahu itu (AS-UE melarang Indonesia hilirisasi) enggak benar,” tegas Budi.

“Negara lain men-judge kita salah, mereka double standard, itu enggak benar. Ini tugas yang berat bagi kita untuk melaksanakan itu semuanya,” tutupnya.