ISCoNREM 2023, Bima Arya Paparkan Pengelolaan Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal

Antar Daerah457 views

Inionline.id – Setelah sukses menggelar International Summer Course Of Natural Resource And Environmental Management Science (ISCoNREM) pertama tahun 2022, Program Studi Ilmu Sumber Daya Alam dan Manajemen Lingkungan (NREMS), Sekolah Pascasarjana IPB University kembali menyelenggarakan The 2nd (ISCoNREM) – 2023.

Hari pertama pembukaan, Senin (11/9/2023) ISCoNREM-2023 diisi oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya sebagai Keynote Speaker yang memaparkan tentang gambaran umum kota Bogor, penataan kota dan pengelolaan lingkungan berbasis local wisdom atau kearifan lokal.

Materi yang dipaparkan diantaranya adalah The city of thousand gardens, Heritage and green city, politically strategic city, A city in the garden, A walkable and people friendly city, City of runners, ChinaTown Heritage Preservation, Cap Go Meh Festival, Unity In Diversity, Festival merah putih, Green Tourism kampung Mulyaharja, Thematic Urban, Local And Green Product, Bogor Managed To Increase Waste Reduce Plastic Waste.

Dihadapan 29 peserta The 2nd ISCoNREM – 2023 yang berasal dari berbagai negara ini, Bima Arya menjelaskan dalam menjalankan roda pemerintah dirinya juga melibatkan akademisi.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah banyak melakukan kerja sama dengan IPB University, tidak hanya dalam hal perencanaan pembangunan, tapi juga menjadi perwakilan dalam komite untuk memilih pejabat dalam open bidding dan juga berbagai survei.

Selain itu, Kota Bogor adalah bagian dari Jakarta megacities, yang saat ini dalam masa transisi proses pemindahan Ibu Kota ke IKN.

“Ke depan Jakarta akan lebih dikenal sebagai pusat bisnis, seperti melbourne di Australia atau New York di Amerika Serikat. Kota Bogor akan diuntungkan dari kondisi ini, karena kami akan lebih terintegrasi,” ujarnya.

Di bidang transportasi, integrasi Bogor dengan Jakarta akan dikoneksikan dengan LRT sehingga bisa ditempuh dalam perlu waktu 45 menit. Saat ini Bogor juga tengah melakukan pembenahan sistem transportasi, diantaranya persiapan membangun jalur trem.

“Disamping hal-hal positif tadi, kami bangga karena Bogor dikenal sebagai salah satu green city di belahan bumi Timur. Kami memiliki Kebun Raya yang berada di tengah kota, kami memiliki Istana Presiden yang membuat Bogor memiliki posisi istimewa,” ujarnya.

Pemkot Bogor juga terus memperbaiki ruang terbuka publik, seperti membangun sarana olahraga, pejalan kaki dan mengintegrasikan Alun-alun dengan Masjid Agung.

Bogor memiliki identitas sebagai heritage city, yang dulunya merupakan pusat Kerajaan Pajajaran. Kerajaan terbesar di Nusantara 5 abad lalu.

“Dan saat ini kami sedang mengukuhkan identitas tadi dengan membangun museum Kerajaan Pajajaran berlokasi di Batutulis yang diharapkan akan selesai akhir tahun ini.  Dan yang juga membuat Kota Bogor istimewa dibandingkan kota lain adalah fakta bahwa kami memiliki jalan Suryakencana, yang dikenal sebagai kawasan pecinan,” katanya.

Identitas sebagai heritage city juga diperkuat dengan dilaksanakannya beberapa event di Kota Bogor, seperti festival Cap Go Meh, Festival Merah Putih,  dan membangun kampung tematik.

“Kami punya kampung Mulyaharja, karena Kota Bogor tidak memiliki banyak lahan hijau, salah satunya yang tersisa hanya di kawasan ini. Ini hasil dari pemberdayaan generasi muda, juga kerja sama antara pemerintah dengan sektor swasta yang menjadikan lokasi ini sebagai kawasan wisata. Upaya kami dalam memperbaiki taraf ekonomi warga lokal salah satunya dengan mempromosikan produk lokal,” katanya.

Dalam mengelola sampah, Kota Bogor sudah sejak lima tahun lalu membuat kebijakan larangan penggunaan kantong belanja plastik. Selanjutnya juga melakukan kolaborasi dengan startup, kalangan milenial dan komunitas kreatif dalam pengolahan limbah, diantaranya dengan membuat vending machine di beberapa tempat.

“Saya percaya bahwa masa depan Kota Bogor sama dengan masa depan kota-kota lain di Indonesia. Kita harus bekerjasama, tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Wali Kota harus bekerjasama dengan banyak pihak seperti komunitas, akademisi atau saya menyebutnya magic of pentahelix. Pentahelix membuat kota menjadi lebih baik. Pentahelix menjadi kunci untuk berbuat lebih baik bagi warga,” ujarnya.

Ketua Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB University, Prof Hadi Susilo Arifin mengatakan, kegiatan ini seperti summer school tentang lingkungan berkelanjutan yang secara khusus berbasis local wisdom, diantaranya tentang merangkul warisan budaya; tradisi dan budaya sebagai inspirasi dalam desain lanskap berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan.

Hingga lanjut Hadi output dari kegiatan ini adalah atmosfer dunia internasional yang diwakili oleh para mahasiswa dari berbagai negara dalam mengelola lingkungan berbasis budaya dan kearifan lokal.

“Dampak yang kita targetkan adalah bagaimana generasi muda bisa mengelola lingkungan bukan hanya dengan ilmu modern, tapi juga memanfaatkan ilmu-ilmu yang ada dimasing-masing wilayahnya. Jadi jangan meninggalkan budaya dan kearifan lokal karena sesuatu dari luar, padahal di setiap masing-masing negara asia banyak pengetahuan lokal yang bisa optimalkan untuk kemajuan suatu negara. Karena para peserta ini ke depan juga akan menjadi generasi penerus,” ujarnya.