Buku Golok Antara Pesona dan Legenda Diluncurkan, Dedie : Bisa Memperkaya Literas

Antar Daerah157 views

Inionline.id – Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor menghadiri peluncuran buku Golok Antara Pesona dan Legenda karya Gatut Susanta dan kawan kawan (Gantut, DKK) di Auditorium Perpustakaan Kota Bogor, Senin (21/8/2023) sore.

Dalam peluncuran tersebut, Gatut memaparkan proses penulisan buku dan sekilas tentang isi buku tersebut.

Dedie Rachim menyampaikan apresiasi atas dirilisnya buku Golok Antara Pesona dan Legenda yang diharapkan bisa memicu munculnya karya-karya lain terkait benda pusaka dalam memperkaya literasi budaya di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.

“Ke depan bisa dengan kujang, kemudian arsitektur Sunda, baju tradisi, itu kita butuhkan sehingga dengan adanya buku terkait dengan golok kemudian akan diikuti oleh dengan karya lainnya,” ujarnya.

Sehingga lanjut Dedie, buku-buku ini akan mengisi kekayaan literasi dan perpustakaan di banyak tempat di Indonesia, termasuk di Perpustakaan Kota Bogor.

Penulis Buku Golok Antara Pesona dan legenda, Gatut Susanta mengatakan, buku ini merupakan buku ke 40 yang dibuat oleh dirinya dengan jumlah 180 lembar full colour dengan menggunakan hard cover.
Buku ini ditulis kurang lebih dalam kurun waktu 1 tahun.

“Kenapa lama karena buku ini tidak ada literasinya, sehingga harus keliling untuk menulis buku ini. Saya langsung mendatangi tempat yang memiliki informasi itu. Itu yang dilakukan untuk menulis golok, antara pesona dan legenda ini,” ujarnya.

Pada peluncuran buku ini dirinya mencetak 150 buku yang akan disusul dengan pencetakan 3.000 buku.

Tempat-tempat yang pernah didatangi Gatut untuk mencari informasi diantaranya adalah Banten, Betawi dan seluruh wilayah di Jawa Barat, Jawa, Kalimantan hingga Sumatera.

“Yang didatangi ada pelestari, pembuat golok atau pandai dan ada keturunan bahkan garis ke 7 di Cibatu dan Ciomas. Dan itu dirangkum dalam sebuah buku, dan sumber lainnya yang menjadi narasumber, karena buku tidak ada literasinya, dalam satu bilah golok itu pasti terdapat perbedaan pendapat, ini bilang a, b, dan C, itulah kami perlu narasumber untuk merumuskan,” jelasnya.

Ia berharap ke depan buku ini juga bisa memperkaya literasi dan menjadi pegangan dalam referensi golok.