Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim Ngumbah Kujang Bareng Masyarakat di HJB-541

Antar Daerah457 views

BOGOR, Inionline.id – Memperingati Hari Jadi Bogor (HJB) ke 541, masyarakat Kota Bogor dari berbagai elemen melakukan tradisi “Ngumbah Kujang”. Tahun ini, para budayawan dan pelaku sejarah melakukan prosesi Ngumbah Kujang dengan menghadirkan kujang pusaka sebagai simbol untuk dilakukan pencucian.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menyebutkan, tradisi pencucian tugu kujang yang telah dimulai pada tahun 1990 tersebut, merupakan agenda dalam rangkaian memperingati HJB.

Untuk itu, dirinya mengapresiasi para pelaku sejarah yang menginisiasi kegiatan “Ngumbah Kujang”. Sehingga, tradisi yang baik ini perlu dilestarikan dengan baik.

“Sangat mengapresiasi untuk para pelaku sejarah dengan menginisiasi kegiatan “Ngumbah Kujang” sejak tahun 1990,” kata Dedie kepada media.

Beberapa tahun sebelumnya, lanjut dia, sempat terhalang oleh pandemi covid19. Namun ia bersyukur tradisi ini bisa dilanjutkan paska pandemi.

“Mungkin beberapa tahun sebelumnya terhalang oleh pandemi, dan di HJB 541 acara ngumbah kujang bisa terlaksana lagi. Dan saya berharap, kegiatan ngumbah kujang ini akan jadi tradisi yang baik ini bisa dilestarikan kedepannya,” papar Dedie.

Wakil Wali Kota pun menjelaskan, tujuannya tiada lain melakukan napak tilas dan mengenang serta mengingat para leluhur dan pendahulu, karena memang pendahulu ini memiliki visi dan misi yang sama yaitu mempersatukan bangsa melalui simbol Kujang.

Kujang itu sendiri memiliki arti menguatkan tali persaudaraan, menyatukan perbedaan-perbedaan dan juga merupakan simbol kesejahteraan, bukan sebagai alat pembunuh.

“Dengan kita lestarikan, harapannya bagi generasi muda akan mudah mengenal dan dikenang. Dan betapa adi luhungnya seni tradisi sunda khususnya di wilayah Bogor ini, kita lestarikannya sebagai bentuk warisan tak benda dan harusnya dijadikan pengingat dalam upaya membangun kesejahteraan Kota Bogor,” terangnya.

Dedie juga menyebutkan, dirinya sudah meminta kepada pihak panitia, untuk bukan para pelaku sejarah atau budayawan saja yang dilibatkan, tetapi juga ditransformasi ke kalangan generasi muda.

“Karena nilai-nilai baik ini juga harus dimaknai sebagai nilai budaya kasundaan ini bukan hanya dimiliki oleh orang tua semata, tapi justru untuk kalangan dan termasuk bagi generasi muda kedepannya,” tandas Dedie.

Ditempat yang sama, Ketua Panitia Ngumbah Kujang, Cecep Toriq, mengakui jika asa hal yang berbeda pada pencucian tugu kujang tahun ini. Yaitu menghadirkan kujang pusaka dalam prosesi ritual ngumbah yang dilakukan.

“Pada ngumbah kujang tahun ini, bersyukur bisa dihadirkan kujang pusaka. Sebagai simbol untuk dicuci. Dan kujang pusaka ini setiap tahunnya harus selalu dipegang baik pihak panitia, tim pemanjat dan juga siapapun yang ikut serta dalam agenda babakti ngumbah kujang, dan kujang pusaka itu sendiri akan disimpan di Balai Kota Bogor,” beber Cecep.