Reaksi Tubuh ketika Kekurangan Oksigen, Mulai dari Lemas Hingga Kerusakan Otak

Kesehatan157 views

Inionline.id – Oksigen merupakan salah satu hal yang diperlukan tubuh manusia agar dapat berfungsi secara normal. Tanpa oksigen yang cukup, organ-organ penting, seperti otak dan jantung, akan mengalami kerusakan serius dalam waktu singkat.

Namun, batas waktu yang tepat saat tubuh manusia dapat bertahan tanpa oksigen bervariasi tergantung pada beberapa faktor. Hal ini tergantung sejumlah hal seperti kondisi individu, suhu lingkungan, dan tindakan pertolongan pertama yang diberikan.

Dilansir dari Insider, tubuh manusia setidaknya bisa bertahan hingga tiga menit tanpa oksigen. Kehilangan oksigen dalam jangka waktu lebih lama dari itu bisa menyebabkan dampak berbahaya seperti kerusakan otak.

Pada sebagian besar kasus, kurangnya oksigen dalam tubuh ini bisa disebabkan karena berbagai hal mulai kerusakan organ pernapasan hingga keracunan karbon. Kondisi keracunan karbon ini rentan dialami mereka yang terjebak di tempat sempit seperti kapal selam.

“Kapanpun manusia terperangkap di tempat dengan udara yang sempit, banyak orang menyangka bahwa oksigen yang paling penting, namun justru keberadaan karbon dioksida merupakan hal yang perlu diperhatikan,” terang dr. Dale Molé dilansir dari Independent.

“Orang yang berada di dalam akan kesulitan bernapas, kedalaman respirasi mereka akan meningkat. Hal ini menyebabkan munculnya sakit kepala dan kemudian berujung pingsan,” sambungnya.

Lebih jauh, dr. Molé mengungkap bahwa dalam kondisi tersebut, bukan kekurangan oksigen yang membunuh. Tingginya kadar dioksida pada kondisi yang tertutup bisa menjadi penyebab kematian.

Kekurangan Oksigen Bisa Sebabkan Hipoksia

Sementara itu, pada mereka yang mengalami kondisi kekurangan oksigen, terdapat kondisi yang disebut hipoksia yang berisiko mereka alami. Istilah hipoksia ini sempat ramai digunakan beberapa waktu lalu karena merupakan salah satu gejala ketika seseorang terinfeksi COVID-19.

Hipoksia adalah kondisi ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan organ-organ tubuh. Hipoksia dapat terjadi akibat berbagai faktor, termasuk masalah pernapasan, gangguan sirkulasi, atau penurunan kadar oksigen di udara yang dihirup.

Gejala hipoksia dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan durasi hipoksia. Gejala umum yang mungkin muncul termasuk sesak napas, kelelahan, pusing, pandangan kabur, kebingungan, dan kulit kebiruan (sianosis). Jika hipoksia berlanjut tanpa penanganan yang tepat, dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius atau bahkan berakibat fatal.

Dampak Hipoksia pada Tubuh Seseorang

Peningkatan Laju Pernapasan

Ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen, pernapasan akan menjadi lebih cepat dan dangkal sebagai upaya untuk meningkatkan masuknya oksigen ke paru-paru.

Penurunan Tingkat Oksigen dalam Darah

Kekurangan oksigen akan menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah arteri. Ini dikenal sebagai hipoksemia. Oksigen yang cukup diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sel-sel tubuh.

Penurunan Tekanan Darah

Hipoksia dapat menyebabkan penurunan tekanan darah karena pembuluh darah menyempit dan jantung berusaha untuk mengompensasi kekurangan oksigen dengan meningkatkan denyut jantung.

Peningkatan Detak Jantung

Jantung akan berusaha memompa darah lebih cepat untuk mengompensasi kekurangan oksigen dan memastikan suplai oksigen yang cukup ke organ-organ penting.

Dampak Berbahaya dari Kekurangan Oksigen akibat Hipoksia

Perubahan Warna Kulit

Hipoksia dapat menyebabkan perubahan warna kulit. Kulit mungkin menjadi pucat, kebiruan (sianosis), atau kemerahan.

Gangguan Fungsi Sistem Saraf Pusat

Kekurangan oksigen dalam otak dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kebingungan, pusing, atau bahkan kehilangan kesadaran.

Kelelahan dan Lemas

Tubuh yang kekurangan oksigen akan merasa lelah dan lemas karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup.

Gangguan Fungsi Organ

Organ-organ dalam tubuh, seperti jantung, paru-paru, hati, dan ginjal, akan mengalami gangguan fungsi akibat kekurangan oksigen yang berkepanjangan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan organ atau gagal fungsi organ jika tidak segera ditangani.

Kerusakan Otak

Hipoksia, atau kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh, dapat memiliki dampak yang serius pada otak. Otak sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen dan membutuhkan pasokan oksigen yang adekuat untuk fungsi normalnya. Kerusakan otak ini bisa menimbulkan dampak tak hanya pada kognitif saja namun juga pada perilaku seseorang.

Sejumlah dampak tersebut bisa muncul pada seseorang akibat hipoksia atau kekurangan oksigen. Beberapa dampak bisa dibalikkan dengan penanganan tepat, namun ketika sudah terjadi kerusakan otak, sangat sulit untuk mengatasi dampak yang muncul ini.