Kemarau pada Juli – Agustus 2023 Diwaspadai BNPB

Antar Daerah157 views

Inionline.id – Musim kemarau berlangsung pada Juni, Juli, dan Agustus yang diprediksi menjadi puncak musim kering tahun 2023 diwaspadai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Kebencanaan BNBP Abdul Muhari mengungkapkan saat ini bencana hidrometeorologi kering sudah mendominasi meski jumlahnya masih fluktuatif.

Tercatat hingga Senin (5/6), Indonesia telah dilanda sekitar 1.300 kejadian bencana dan titik panas atauhotspotmuncul dari daerah-daerah yang terdapat kejadian paling banyak di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

Namun, Abdul menjelaskan musim kemarau pada tahun ini berbeda sebab dalam tiga tahun terakhir Indonesia pada periode basah yang dipengaruhi La Nina pembawa awan hujan. Artinya, rata-rata di setiap bulan Indonesia tidak pernah benar-benar mengalami kekeringan atau suhu yang relatif tinggi.

Kebakaran hutan pun relatif cepat padam, karena faktor alam mendukung untuk percepatan pemadaman api.

“Kalau di kita lihat di sini dalam lima bulan berjalan tahun 2033 itu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah terjadi 125 kali. Artinya, seperti pada awal tahun sudah disampaikan oleh BMKG, diulang kembali berkali-kali oleh bahkan bapak presiden sendiri, bahwa mulai 2023 ini kita akan ada pada periode kering,” ujar Abdul dalam siaran Disaster Briefing seperti dikutip dari Antara, Rabu (7/6).

Abdul mengatakan prediksi musim kering akan terjadi pada 2-3 tahun ke depan sehingga diperlukan kewaspadaan agar tidak ada kejadian karhutla yang mencolok seperti pada 2015 dan 2019.

“Jangan sampai nanti kalau kita tidak bersiap siaga karhutla dari sekarang. Kita tentu harus benar-benar mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” ujar Abdul.