Bima Arya Terima Aspirasi Pengemudi Angkot, Dorong Percepat Pemberlakuan Tarif Biskita

Antar Daerah157 views

Inionline.id – Wali Kota Bogor Bima Arya menerima pengemudi dan pemilik angkutan kota (angkot) yang melakukan aksi unjuk rasa di halaman Balaikota Bogor, Senin (17/4/2023). Peserta aksi meminta Wali Kota untuk segera memberlakukan tarif pada Biskita Transpakuan karena dinilai berdampak terhadap penurunan penumpang angkot.

Bima Arya mengajak beberapa perwakilan untuk dialog di ruang rapat Balaikota. Ia tampak mendengarkan dan mencatat apa yang menjadi tuntutan pengemudi angkot. Sesekali tampak menjelaskan apa yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Bogor dan apa yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.

“Hari ini saya menerima aspirasi teman-teman pengemudi dan pemilik angkot. Kami dengarkan langsung di Balaikota Bogor. Para pengemudi angkot meminta Biskita Transpakuan segera berbayar,” ungkap Bima.

“Pemkot Bogor mendorong terus untuk dipercepat pemberlakuan tarif Biskita. Kajian tarif sudah Dishub Kota Bogor serahkan ke BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) dan sedang menunggu persetujuan Kementerian Keuangan,” jelasnya.

Akibat mogok beroperasi angkot, banyak warga merasakan dampaknya dalam beraktivitas. Bima Arya juga mengapresiasi kesigapan petugas di lapangan dalam membantu penumpang yang terlantar.

“Terimakasih untuk Dishub Kota Bogor yang sigap kerahkan armada Bus Unchal, Bus Sekolah, dan kendaraan pribadi untuk membantu penumpang yang membutuhkan serta Polresta Bogor Kota yang menerjunkan truk Samapta,” kata Bima.

Sementara itu, Koordinator Aksi Demo Pengemudi Angkot Rusdian Derin menyatakan, pihaknya tetap meminta Biskita Transpakuan harus berbayar.

“Kami sudah meminta kepada wali kota, sebelum Biskita berbayar kami minta untuk tidak beroperasi akan tetapi karena beliau menyampaikan bahwa ini adalah keputusan pusat maka kami besok akan diajak rapat secara zoom dengan pemerintah pusat jam 10.00 WIB,” ujar Rusidan.

Masih gratisnya Biskita, lanjut dia, berdampak kepada pendapatan pengemudi angkot.

“Pendapatan kami menurun karena banyak penumpang yang lebih memilih Biskita karena gratis. Kami ingin ini ada kesetaraan dalam angkutan kota, kami menginginkan kita jalan bareng seperti waktu ada Transpakuan. Sekarang banyak dari konsumen menaiki Biskita karena gratis. Nah itulah kerugian kami,” pungkasnya.