Di Kasus Gagal Ginjal Ada Beda Penjelasan Labkesda dan BPOM

Berita657 views

Inionline.id – Bareskrim Polri menyebut terdapat sejumlah perbedaan penjelasan antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) yang berada di bawah Dinas Kesehatan dalam kasus baru gagal ginjal akut anak di DKI Jakarta.

Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto mengatakan pihaknya masih terus melakukan penyidikan. Selain melakukan pemeriksaan saksi, ia mengaku masih menunggu hasil laboratorium dari sampel obat sirop yang telah dikirimkan.

“Terkait dengan adanya hasil laboratoriumnya karena ini masih ada perbedaan pandangan nih. Informasi awal seperti ini, informasi baru seperti ini,” jelasnya kepada wartawan, Jumat (10/2).

“Perbedaan penjelasan-penjelasan yang kita terima informasinya, baik dari Labkesda baik dari BPOM. Sehingga kita akan telusuri dari awal,” imbuhnya, tanpa menjelaskan detail perbedaan yang dimaksud.

Lebih lanjut, Pipit mengatakan pihaknya masih mendalami apakah masih ada keterkaitan antara kasus gagal ginjal yang lama dengan temuan dua kasus terbaru tersebut.

“Pemeriksaan kita berjalan terus, termasuk dengan kasus yang lama maupun kasus baru. Karena itu masih ada korelasi ya, apakah ada korelasi atau tidak,” kata jenderal bintang satu itu.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya mengatakan pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) yang meninggal dunia di DKI Jakarta sempat mengonsumsi obat sirop merek Praxion.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyebut pasien meninggal tersebut sempat mengalami gejala batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil alias anuria.

“Satu kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia satu tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirop penurun demam yang dibeli di apotek dengan merek Praxion,” kata Syahril dalam keterangan tertulis, Senin (6/2).

Beberapa waktu kemudian, BPOM menyatakan obat Praxion itu aman dari kandungan EG dan DEG yang selama ini disebut sebagai larutan biang terjadinya kasus-kasus gagal ginjal akut.