Sama-Sama Mengganggu Proses Belajar di Sekolah Kecanduan Gawai dan Lato-lato

Pendidikan157 views

Inionline.id – Kecanduan game pada gadget dengan kecanduan lato-lato kini dibandingkan pengaruhnya terhadap anak-anak. Dua hal tersebut dinilai berpotensi membawa dampak buruk bagi proses pencapaian belajar siswa.

Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Fahriza Tanjung menyebut jika kedua hal tersebut sama-sama berpotensi menganggu proses pembelajaran jika dilakukan berlebihan dan di waktu yang tidak tepat. Karena itulah kini lato-lato dilarang dimainkan di sekolah.

“Hal itu karena pertimbangan dampak kecanduan serta menganggu proses pembelajaran dan tujuan pencapaian pembelajaran. Analogi ini juga cocok untuk larangan membawa dan memainkan lato-lato,” ujar Fahriza dalam keterangannya, Minggu, 15 Januari 2023.

Sejumlah Dinas Pendidikan di berbagai daerah mengeluarkan Surat Edaran yang melarang peserta didik membawa mainan lato-lato ke sekolah. Hal ini menjadi bagian dari pencegahan dan penanggulangan kekerasan di satuan pendidikan.

“Permainan Lato-lato ketika dimainkan bersama-sama tanpa pengawasan yang baik dari orang dewasa di sekitar anak bisa saja menimbulkan perselisihan dan memicu terjadinya kekerasan antarsesama anak,” kata mantan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti.

Selain itu, menurut pemerhati anak-anak ini, jika lato-lato dimainkan terus menerus maka ada potensi pecah bola. Hal itu dapat mencederai anak-anak.

“Berpotensi bolanya pecah atau terlempar dan melukai pemain dan anak lain di sekitarnya”, ujar Retno.

FSGI menilai kebijakan sejumlah Dinas Pendidikan di berbagai daerah untuk melarang membawa dan memainkan lato-lato di lingkungan satuan Pendidikan sudah tepat.  “Hal ini sejalan dengan pasal 12 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan pasal 8 UU Np. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD),” ujar Retno yang juga Dewan FSGI.