Rektor IPB Menyebut Kemajuan Pertanian Akan Berdampak pada Ekonomi Makro Indonesia

Pendidikan157 views

Inionline.id – Rektor IPB University Arif Satria menyebut kemajuan pertanian dalam negeri akan berdampak luas pada peningkatan ekonomi makro Indonesia melalui inovasi teknologi pertanian. Hal itu untuk menggantikan material lain yang akan habis dan sulit diperbarui, seperti nikel, timah, dan material plastik yang susah terurai.

“Nah, sekarang riset IPB lebih kepada agromaritim untuk kehidupan berkelanjutan. Jadi, pertanian untuk kehidupan, pertanian itu bukan menanam lalu makan, tetapi untuk kehidupan,” kata Arif dikutip dari laman Antara, Rabu, 4 Januari 2023.

Arif menuturkan bahan-bahan tambang, seperti nikel dan timah akan habis. Sementara itu, yang bisa bertahan ialah tanaman sebagai sumber produk pertanian, ikan sebagai sumber produk laut, dan dari situ bisa membuat teknologi baru untuk segala bidang ke depan.

Dia menyebut inovasi teknologi pertanian yang kini mulai menggeser material tambang di antaranya bahan dasar pembuatan helm sekarang bukan lagi dari baja, tetapi dari limbah sawit. Selanjutnya, inovasi IPB yang sedang berlangsung ialah kaca dari kayu, baju dari rumput laut, dan limbah sawit bukan lagi dari poliester.

Adapula pelapis pesawat tempur dari kulit udang supaya antiradar. Dia menyebut dukungan terhadap inovasi-inovasi pertanian untuk berbagai teknologi di semua bidang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia secara makro.

Arif menyebut mengatakan satu-satunya harapan Indonesia ke depan menjadi negara maju ialah memiliki benteng pertanian yang kuat, seperti negara-negara yang telah lebih dulu maju.

“Amerika Serikat basisnya pada pertanian, Australia pertanian, banyak negara-negara maju pada pertanian. Jadi, kita harus yakin bahwa pertanian itu bukan hanya sekadar untuk pangan,” kata Arif.

Dia mengatakan peran perguruan tinggi, seperti IPB yang mendapatkan mandat menghasilkan teknologi unggul agar Indonesia ke depan mampu menjawab tantangan krisis energi, perubahan iklim, dan tahan terhadap krisis ekonomi.

“Kita kan punya mandat untuk menghasilkan teknologi unggul di bidang pertanian. Akan tetapi dalam konteks hal yang sama, memang kita harus mempersiapkan paradigma pembangunan lebih makro, sehingga kita ada Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) dan fakultas-fakultas lain, karena justru Indonesia ini akan survive dan maju ke depan kalau berbasis kepada pertanian,” kata dia.

Arif menjelaskan pertanian ialah sumber menghasilkan energi dan obat-obatan. Saat ini, 90 persen obat-obatan di Indonesia masih impor. Dia menyebut Indonesia mempunyai harapan dengan tanaman obat. Oleh karena itu, IPB akan bergerak ke arah kedokteran.