Untuk Genjot Digitalisasi Airlangga Sebut RI Butuh 9 Juta Naker

Ekonomi257 views

Inionline.id – Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan Indonesia butuh 9 juta tenaga kerja untuk mendorong percepatan digitalisasi.

Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Indonesia menjadi salah satu negara yang menginisiasi revolusi industri 4.0.

Airlangga juga menegaskan bahwa Indonesia bersama negara ASEAN bakal mempercepat Digital Economy Framework Agreement (DEFA) untuk mengakselerasi digitalisasi di kawasan.

Ia memaparkan data bahwa capaian ekonomi digital RI sebelum pandemi covid-19 atau pada 2021 sekitar US$80 juta. Bahkan, sebelum itu nilainya lebih rendah.

Berdasarkan studi pada 2018, Indonesia bisa mendapatkan US$250 juta pada 2025. Namun, terjadi percepatan selama 3 tahun berkat digitalisasi. Ia mengatakan berdasarkan laporan yang diterima Jokowi dari East Ventures, nilai digitalisasi ekonomi per tahun ini sudah menembus US$200 juta.

“Ini yang harus direbut Indonesia karena kita butuh 9 juta tenaga kerja dalam 15 tahun atau kita harus melahirkan 600 ribu tenaga kerja setiap tahun,” kata Airlangga dalam penutupan Rapimnas Kadin di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (2/12).

Ia meminta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk membantu mengakselerasi pendidikan agar digitalisasi yang sebagian besar tergantung kualitas sumber daya manusia (SDM) bisa dipersiapkan oleh anak-anak muda Indonesia.

Di lain sisi, Airlangga juga menekankan calon investor yang ingin masuk ke RI agar turut membangun sarana pendidikan. Hal itu diwujudkan salah satunya dalam bentuk Apple Academy yang ia klaim sudah punya 4 center di Indonesia.

“Kemarin IBM juga saya sampaikan, ‘Anda boleh investasi, tapi harus (membangun sarana) pendidikan’. Dia (IBM) nanti akan bikin Hybrid Cloud Academy di Batam,” tegas Airlangga.

Menko Airlangga juga menegaskan Indonesia akan terus mendorong pembangunan infrastruktur digital. Dalam jangka pendek, ia menegaskan pembangunan Data Center menjadi prioritas dan akan dibangun di KEK Nongsa, Batam, Kepulauan Riau.