Nadiem Makarim Tekankan Pentingnya Warga Pendidikan Memiliki Kemampuan Tanggap Bencana

Pendidikan257 views

Inionline.id – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi guru-guru SMA Negeri 2 Cianjur yang mampu mengelola peserta didiknya dengan baik. Sehingga aman dari dampak gempa yang melanda Kabupaten Cianjur pada Senin, 21 November 2022.

“Saya mengapresiasi guru-guru yang mengamankan siswa saat terjadi bencana, sampai tidak ada korban jiwa sama sekali. Inilah yang disebut pahlawan karena bisa memastikan siswanya yang sedang belajar bisa berada di tempat aman,” kata Nadiem usai menyerahkan bantuan tanggap darurat bencana di Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Cianjur dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 November 2022.

Nadiem memastikan pihaknya terus berupaya menghadirkan berbagai dukungan untuk mempercepat pemulihan satuan pendidikan dan warga pendidikan dari dampak gempa. Perbaikan bangunan sekolah segera dikoordinasikan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Nadiem menyampaikan untuk memenuhi hak belajar anak, beragam moda pembelajaran dapat diterapkan dalam masa tanggap darurat ini. Dia menyebut kewenangan pengelolaan menyesuaikan situasi dan kondisi peserta didik, pendidik, dan sarana yang ada. Dia juga menyerahkan pengaturannya kepada Dinas Pendidikan setempat sesuai kewenangannya.

“Namun, kita harus utamakan keselamatan dan pemulihan dari trauma akibat bencana yang dialami. Saya rasa itu yang utama saat ini,” tutur Nadiem.

Kepala SMA Negeri 2 Cianjur, Haruman Taufik, mengungkapkan sekolahnya terdampak dua kali gempa. Gempa pertama tidak membuat bangunan sekolah roboh.

Saat itu, guru dengan sigap menginstruksikan seluruh peserta didik meninggalkan ruang kelas dan berkumpul di lapangan. Lalu, setelah gempa kedua atau susulan, barulah membuat kerusakan lebih parah terutama enam ruang kelas di lantai dua.

“Saya salut dengan kesigapan para guru yang segera membawa anak-anak ke tempat aman,” ujar Haruman.

Haruman menekankan siapa pun dalam situasi bencana harus tetap tenang agar bisa mencari solusi. Selain kerusakan enam kelas di lantai dua, fasilitas belajar di kelas juga mengalami kerusakan.

Pada masa tanggap darurat ini, guru masih fokus untuk penyembuhan atas trauma yang dirasakan. Sehingga proses pembersihan dan pendataan fasilitas yang rusak belum dilakukan.

“Harapan saya anak-anak tetap sabar dan kuat menghadapi musibah ini dan tidak kehilangan semangat untuk segera bangkit kembali menuntut ilmu,” kata Haruman.

Nadiem sangat bersyukur karena satuan pendidikan kini semakin memahami pentingnya tanggap bencana. “Mari kita ciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk semua,” ujar dia.

Upaya membangun budaya siaga dan aman di sekolah, serta ketahanan dalam menghadapi bencana terus dilakukan Kemendikbudristek melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang dipayungi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2019. Aturan ini menjadi panduan bagi sekolah untuk menegakkan tiga pilar SPAB, yaitu fasilitas sekolah aman, manajemen bencana di sekolah, dan pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana.