BIAN Jawa Barat Belum Capai Target, Dewan Jabar Iwan Suryawan Angkat Bicara

Antar Daerah157 views

Bandung, Inionline.id – Gebyar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Jawa Barat mengalami perpanjangan waktu hingga Oktober 2022, pasalnya Jawa Barat belum mencapai target yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat.

Atalia Ridwan Kamil selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat mengaku sudah berupaya keras agar target Pemerinta Pusat bisa tercapai termasuk melibatkan kader PKK didalam prakteknya di lapangan.

“Target ini cukup banyak. Kita harus bekerja keras termasuk dari sisi edukasi dan sosialisasi terus kita gebyarkan. Kita juga imbau termasuk kita ajak kolaborasi berbagai pihak termasuk di dalamnya ada PKK. Karena PKK ini yang punya jejaring sampai Dasa Wisma mereka yang bisa mengetuk pintu dari rumah ke rumah,” ujarnya pada Gebyar BIAN di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Senin (17/10/2022) kemarin.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan bahwa populasi penduduk di Jabar menjadi tantangan tersendiri dalam mengimunisasi anak.

“Jawa Barat punya kekhasan sendiri. Seperlimanya Indonesia ada di kami, karakter masyarakat berbeda. Itu tantangan bagi kami, tidak bisa dibandingkan dengan Provinsi Bali. Butuh waktu yang lebih lama dan kami terus berusaha,” ucap Nina.

Merespon hal ini, anggota Komisi V DPRD Jawa Barat Iwan Suryawan mengatakan harusnya Dinas Kesehatan Jawa Barat memberikan edukasi dan pengingatan kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi.

“Hal itu wajib, ternyata masih ditemukan bahwa Pemprov belum mengingatkan kepada masyarakat untuk masuk ke program imunisasi itu,” tukasnya, Kamis (20/10/2022).

Legislator asal Kota Bogor ini juga mendorong agar Pemprov Jabar menggunakan jejaring kader di tingkat wilayah di kelurahan RT, RW yang kader-kader itu bertugas untuk membantu Dinas Kesehartan yang mewajibkan warga untuk di imunisasi.

“Perlu support untuk mereka itu (kader Kesehatan) dilapangan agar semangatnya tinggi, mereka juga terjaga dengan beratnya membantu program imunisasi, agar terjadi kelipat gandaan orang yang mau diimunisasi ini perlu kader khsusus, dan disupport kebutuhannya, itu juga penting,” imbuh Iwan Suryawan.

Point paling utama menurut Iwan Suryawan adalah kerja sama serta koordinasi dengan Kota dan Kabupaten untuk memastikan semua wilayah-wilayah yang akan diimunisasi tersisir dengan baik.

“Kalau itu dilakukan dengan memanfaatkan jejaring hingga tingkat RT, RW kader-kader yang biasa membantu, mungkin cakupannya bisa lebih besar,” katanya.

Lalu Iwan Suryawan juga mendorong Dinas Kesehatan Jawa Barat menggandeng ulama dan tokoh agama di wilayah yang menjadi lokasi program BIAN guna menyadarkan masyarakat untuk mau diimunisasi.

“Bisa jadi karena masyarakat belum paham, masih banyak ketakutan, masih banyak pertanyaan yang belum bisa dijawab oleh Dinkes tentang imunisasi, jadi Ketika ada peran tokoh agama maupun ulama, masyarakat jadi lebih tenang dan mendengarkan nasihat ulama, ini bisa terjadi di beberapa wilayah pedesaan di pelosok Jawa Barat,” tandasnya.