Tokoh Lintas Agama Gelar Doa Bersama di Tugu Kujang Bogor di HUT ke-77 RI

Antar Daerah057 views

Inionline.id – Di Tugu Kujang, Kota Bogor, Jawa Barat Wali Kota Bogor Bima Arya dan wakilnya Dedie A Rachim menggelar doa bersama perwakilan tokoh lintas agama. Doa dibacakan secara bergantian.

Pantauan detikcom, rombongan Wali Kota Bogor Bima Arya dan Wakilnya, Dedie A Rachim tiba di Tugu Kujang usai mengikuti upacara peringatan HUT ke-77 RI tingkat Kota Bogor di Lapangan Sempur Jalan Jalak Harupat, Kota Bogor.

Setibanya di Tugu Kujang, prosesi doa bersama digelar. Di urutan pertama, pembacaan doa dilakukan menurut Agama Islam dan dibacakan oleh perwakilan tokoh Agama Islam Habib Hasan Al attas.

Doa selanjutnya dibacakan oleh perwakilan Romo Mikael Endro Susanto dari Keuskupan Bogor, pendeta Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pengadilan Bogor, Romo Cunda Jugiarta Sopandi dari Vihara Dhanagun, Jiao Sheng Andry Harsono perwakilan Majelis Ulama Konghucu Bogor dan Jaro Mangku I Made Sutem perwakilan Parisada Hindu Bogor.

Bima Arya mengatakan, leluhur Kota Bogor adalah orang-orang yang saling mencintai dan saling tolong menolong. Di moment HUT RI, Bima mengajak warga untuk berdoa untuk kebaikan Kota Bogor.

“Leluhur kita adalah orang-orang yang saling mencintai bukan melukai, kita semua adalah orang-orang yang punya tradisi saling mendorong dan saling menolong, di titik pusat Kota Bogor, di jantung pusat Kota Bogor ini, kita bersama-sama bersimpuh memohon kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk dibersihkan hati, jujur kepada Allah, jujur kepada diri sendiri, dan diluruskan niat untuk kebaikan bagi kota kita tercinta,” kata Bima dalam sambutannya, Rabu (17/8/2022).

“Pemerintah Kota bersama para penjaga moral, pemerintah kota bersama para penjaga nilai, semoga Alllah menjaga silaturahmi dan kebersamaan kita,” tambahnya.

Perwakilan tokoh Agama Hindu Jaro Mangku I Made Sutem mengatakan, kebhinekaan merupakan keniscayaan. Program-program yang dilaksanakan Pemkot Bogor, kata Jaro Mangku Made Sutem, sudah baik untuk menjaga keberagaman yang ada di Kota Bogor.

“Yang ingin saya sampaikan bahwa kebhinekaan adalah keniscayaan. Tetapi harmoni (keharmonisan) itu juga adalah keharusan juga untuk ke depan. Di Bogor ini Pak Wali Kota sudah dari tahun ke tahun menggaungkan itu. Saya dari Hindu, dari umur 30 tahun sampai sekarang umur 63 tahun masih betah di Bogor. Kami mendukung apa yang dicanangkan Pak Wali Kota dan ini menggelegar dari Bogor untuk Indonesia,” kata Jaro Mangku Made Sutem usai doa bersama di Tugu Kujang.

Made Sutem menyebut, sebagai wilayah dengan kondisi masyarakat yang majemuk, Pemkot Bogor sudah mampu mendeteksi kemungkinan-kemungkinan adanya faham-faham yang mengganggu kondusifitas Kota Bogor.

“Masyarakat kita masyarakat majemuk, apalagi Bogor penyangga Ibukota. Jadi jika masih ada paham-paham tertentu atau cara berpikir tertentu itu wajar saja. Pasti itu udah dideteksi pemerintah dan aparat, pasti dibuat solusi, ditata,” katanya.

“Sehingga apa yang seharusnya kapan ditarik, kapan harus mengulur talinya. Sehingga suasana-suasana akan ada dan terkendali. Sudah tertata dan terdeteksi semua,” tambahnya.