Di Puncak Arus Mudik Pemerintah Diminta Antisipasi Potensi Kemacetan

Headline, Nasional057 views

Inionline.id – Pemerintah memperbolehkan warga melakukan perjalanan mudik Lebaran tahun ini. Sebagian pemudik pun telah pulang ke kampung halaman lebih awal, tetapi jumlahnya belum signifikan.

Akademisi sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno, memprediksi kemacetan akan terjadi pada puncak arus mudik Lebaran pada akhir April ini.

“Memang 28 dan 29 ada peakĀ [puncak]. Tapi, semoga tak terlalu peak sekali, sehingga menghambat. Itu bisa dilakukan kalau diurai ke luar [tol] menarik juga. Tak harus jalan tol,” kata Djoko saat diwawancara, Rabu (27/4).

Djoko meminta pemerintah tetap mengantisipasi potensi kemacetan saat puncak arus mudik ini. Menurutnya, pemerintah mesti fokus menyiapkan jalur alternatif non-tol bagi para pemudik.

Dengan demikan, tidak terjadi penumpukan kendaraan di dalam tol yang bisa menimbulkan kemacetan panjang.

“Karenanya Non tol juga harus diperhatikan. Jangan hanya ke arah Jawa. Yang ke barat [Sumatera] juga. Di pelabuhan Merak juga misalnya jadi titik krusial kemacetan,” ucapnya.

Djoko pun menilai imbauan pemerintah bagi warga untuk melakukan mudik lebih awal sudah cukup baik. Namun, kenaikan jumlah kendaraan pribadi yang meninggalkan Jabotabek belum signifikan.

Menurut catatan PT Jasa Marga, hingga Senin (25/4), baru ada 598.538 kendaraan yang meninggalkan Jabotabek. Sementara itu, survei Kementerian Perhubungan memprediksi akan ada 14 juta pemudik dari Jabodetabek yang akan bergerak ke seluruh wilayah di Pulau Jawa.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah, menilai imbauan pemerintah kepada warga untuk melakukan mudik lebih awal tidak cukup. Menurut dia, mesti ada regulasi yang memberikan ruang bagi warga bisa mudik lebih awal dari masa libur Lebaran yang ditetapkan pemerintah.

“Dan itu tak dilakukan. Pemerintah cuma beri imbauan saja. Negara kita negara hukum, bukan negara imbauan. Pemerintah harus buat regulasi, ada aturan yang jelas beri ruang untuk mudik lebih awal,” ujar Trubus.

Trubus berpendapat, pemerintah semestinya sudah bisa menangkap animo masyarakat yang begitu tinggi untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran pada tahun ini. Sebab, dua tahun sebelumnya pemerintah melakukan pembatasan karena pandemi Covid-19.

Karena itu, lanjut dia, pemerintah seharusnya bisa menerbitkan regulasi yang memungkinkan warga yang bekerja di instansi pemerintah atau perusahaan swasta bisa mudik lebih awal.

Trubus pun memprediksi, kemacetan akan terjadi saat puncak arus mudik Lebaran pada 28-30 April. Ia mengingatkan pemerintah agar kemacetan parah di jalur pintu keluar tol Brebes atau ‘Brexit’ pada musim mudik tahun 2016 jangan sampai terulang kembali.

“Tanggal 28, 29, 30 [April] itu jadi tanggal paling menggila. Bisa terjadi kemacetan. Energi kita akan sia-sia disitu. Dan potensi itu bisa saja akan terjadi bila tak ada persiapan matang,” kata dia.