Capaian Imunisasi Anak Jawa Barat Masih dibawah 90 Persen, Dewan Iwan Suryawan Angkat Bicara

Antar Daerah057 views

Bandung, Inionline.id – Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi pada Pekan Imunisasi Dunia berlangsung pada16-22 April 2022 kemarin mengatakan bahwa pada 2020-2030 diperkirakan imunisasi bisa menyelamatkan lebih dari 32 juta jiwa, diantaranya 28 juta adalah anak berusia di bawah 5 tahun.

Nina optimistis target 95 persen anak di Jabar mengikuti imunisasi lengkap dapat dicapai. Sampai saat ini cakupan dibawah 90 persen. Ada 11 Kabupaten/ Kota di Jabar yang cakupan imunisasinya masih dibawah 80 persen yang bakal digenjot programnya.

Lalu Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) akan dilaksanakan pada bulan Mei 2022. Sedangkan di Jabar, untuk fase kedua BIAN akan dinulai pada bulan Juli 2022.

Diharapkan anak bisa mengejar ketertinggalan imunisasi dimana akan diberikan vaksinasi OPV, IPV, Polio suntik, Polio tetes, kemudian Pentavalen (DPT-HB-Hib).

Kemudian dilanjutkan bulan Agustus untuk vaksin Campak dan Rubella.  Targetnya anak usia 12 hingga 59 bulan. Masyarakat dapat mendatangi titik pemberian imunisasi yang ditetapkan pemerintah, yakni puskesmas, rumah sakit, bahkan sekolah-sekolah.

Merespon kabar tersebut anggota Komisi V DPRD Jawa Barat Iwan Suryawan mengakui bahwa tidak mudah untuk mencapai target tersebut kalau kita tidak berkolaborasi dengan struktur dan aparat didaerah baik itu di Kota atau Kabupaten sampai ke tingkat RT-RW untuk menyisir target imunisasi.

“Sehingga balik lagi sebetulnya kekuatan edukasi kita kepada mereka hingga keinginan mereka untuk sukarela untuk imunisasi hingga ikut, itu yang harus dilakukan,” ujar Iwan Suryawan, Kamis (28/04/2022).

Ketika Dinkes Provinsi bekerja sama dengan daerah-daerah seperti puskesmas dan sosialisasinya bagus Iwan Suryawan menilai masyarakatnya mungkin akan nyaman terhadap hal tersebut.

“Hanya saja mungkin sekarang dimedia ini pemahaman tentang imunisasai berbeda-beda ini kerja kerasnya tenaga kesehatan salah satunya ketika ada pertentangan di masyarakat harus ada pendekatan khusus dari tenaga kesehatan untuk meyakinkan, itu juga bukan hal yang mudah, makanya kalau kisarannya hanya target saja sebetulnya mudah, tapi jika teredukasi bisa lebih ringan lagi kerjanya,” tutur Iwan Suryawan.

Berikutnya dampak ketika tidak imunisasi diharapkan oleh Iwan tidak menjadi kekhawatiran karena bisa terkendali dan akhirnya Pemerintah harus menyiapkan apabila ada dampak ketika tidak ingin di imunisasi.

“Namun support kepada Dinkes untuk terus menembus daerah-daerah untuk mengajak warga imunisasi itu jangan terbebani dengan target-target itu karena kadang palsunya itu artinya ingin disebut terbaik tapi kontrol kita terhadap masyarakat dibawah ini sampai atau tidak, mau tidak kalau itu sudah ada bisa tersisir juga,” imbuhnya.

Politisi Kota Bogor ini juga mendorong Pemerintah Provinsi harus berkolaborasi dengan masyarakat atau Kader ditingkat bawah untuk memudahkan dinas mencapai target.

“Makanya perlu diperhatikan, kader ibu-ibu yang tadi jika disuruh dia akan mengerjakan tapi kadang kita lupa untuk memberikan penghargaan bagi mereka, jika diberikan pengahargaan mungkin mereka akan semangat untuk membantu, menyisir yang belum terimunisasi,” tutup Iwan Suryawan.