Tentara Rusia Disebut Kewalahan Saat Pasukan Ukraina Mulai Menyerang

Internasional457 views

Inionline.id – Amerika Serikat mengklaim melihat indikasi tentara Ukraina mulai bisa menyerang melawan gempuran tentara Rusia di hari ke-27 invasi Moskow ke negara eks Soviet itu.

Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, John Kirby, mengatakan sebagai contoh, saat ini pasukan Ukraina tengah mencoba merebut kembali Kota Kherson yang telah diduduki Rusia sejak invasi berlangsung.

“Mereka (Ukraina) telah bertahan dengan sangat cerdas, sangat gesit, sangat kreatif, di tempat-tempat yang mereka yakini sebagai tempat yang tepat untuk bertahan, dan kita telah melihat mereka sekarang, di tempat-tempat khususnya di selatan dekat Kherson, mereka telah mencoba merebut kembali wilayahnya,” kata Kirby.

Pasukan militer Ukraina juga mengklaim pihaknya berhasil merebut kembali kendali atas Makariv, sebuah kawasan perkotaan yang berjarak sekitar 48 kilometer di barat ibu kota negara itu, Kyiv.

Klaim itu diungkapkan angkatan bersenjata Ukraina melalui unggahan Facebook baru-baru ini.

“Bendera negara Ukraina dikibarkan di atas kota Makariv,” tulis mereka, Selasa (22/3).

Pergerakan pasukan Rusia menuju Kyiv juga dilaporkan terhambat. Konvoi militer Rusia yang mandek ini pun dimanfaatkan oleh pasukan Ukraina dan warga ibu kota untuk menyiapkan perlawanan.

Pasukan Ukraina dibantu sebagian warga Kyiv yang masih bertahan membuat benteng-benteng pertahanan terbuat dari tumpukan karung pasir.

Di hari ke-27 invasi berlangsung, pasukan Rusia belum juga berhasil menduduki Kyiv terlepas dari gempuran udara habis-habisan mereka terhadap ibu kota.

Sebanyak lebih dari 3,5 juta penduduk Kyiv, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah meninggalkan ibu kota sejak Rusia menginvasi 24 Februari lalu.

Walikota Kyiv sekaligus mantan juara tinju dunia, Vitali Klitschko, memberitahu warga sipil untuk mencari perlindungan jika sirene pertahanan udara berbunyi.

“Bagi orang-orang yang terus-menerus berada di bawah tekanan sejak awal invasi, ini adalah kesempatan untuk sedikit bernafas,” kata Alexis, sambil memandu tim AFP melintasi kota Kyiv.

“Bagaimanapun, mereka trauma, mereka tidak benar-benar ingin keluar,” paparnya menambahkan.

Mereka yang bertahan di ibu kota sebagian besar adalah pasukan militer dan warga yang bersedia membantu angkat senjata demi mempertahankan kota.

Maxym Kostetskyi, seorang pengacara berusia 29 tahun yang menjadi relawan pejuang, mengatakan jam malam terasa “seperti istirahat,” terutama dengan cuaca musim semi yang lebih hangat.

“Kami tidak tahu apakah Rusia akan terus berusaha mengepung kota, tetapi kami jauh lebih percaya diri, moralnya tinggi,” tambahnya.