Air Keruh Masih Jadi Masalah Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor

Antar Daerah257 views

BOGOR, Inionline.id – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Pakuan Kota Bogor hingga saat ini masih dihadapkan pada permasalahan tingkat kekeruhan air permukaan untuk wilayah layanan zona tujuh.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, H Rino Indira  Gusniawan  pada saat menggelar kegiatan silaturahmi di tempat Instalasi Pengolahan Air (IPA) bersih Jalan RE Soemantadireja, Palasari Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor Rabu (30/3/2022).

“Perlu diketahui, bahwa SPAM (sistem penyediaan air minum –red) Katulampa memanfaatkan sumber air baku dari sungai Ciliwung. Permasalah utama mungkin masih di zona tujuh. Kemarin juga kami temu pelanggan zona tujuh, dan kami ceritakan permasalahan itu di zona tujuh,” ungkapnya.

Menurut Rino, di satu tahun terakhir kondisi sungai Ciliwung mengalami kekeruhan dengan tingkat kekeruhan air bisa sampai 6.800 Nephelometric Turbidity Unit (NTU). Sementara standar air baku yang bisa dikelola di bawah 1.000 NTU.  Untuk itu, Perumda Tirta Pakuan menyiapkan pelayanan terbaik jelang puasa Ramadhan agar tidak terjadi gangguan selama ramadhan.

“Menghadapi bulan puasa akan mengalami perubahan bagi pelanggan air bersih dan akan membebaskan rumah ibadah selama ramadhan dan stand by bila terjadi gangguan,” tandas mantan Direktur Umum (Dirum) Perumda Tirta Pakuan tersebut.

Rino juga mengatakan, bahwa siklus kekeruhan air Perumda Tirta Pakuan belakangan mengalami gangguan kekeruhan umumnya terjadi pada pukul 11 siang hingga pukul 19:00 malam harinya, setelah itu bening atau normal. Nah, jam 10 malam keruh lagi.

“Ini menjadi tantangan bagi perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan atas kekeruhan air sungai Ciliwung. Di zona 7 sendiri tercatat 34 ribu pelanggan yang mengandalkan pasokan air dari SPAM Katulampa dengan kapasitas 320 liter per detik,” tandasnya.

Lebih lanjut Rino mengatakan, jika tingkat kejeruhan mencapai 5.000 NTU kami hanya bisa mengolah sekitar 240 sampai 250 liter per detik. Artinya, ada kekurangan sekitar 70 liter per detik yang mengakibatkan beberapa wilayah terkendala pasokan air. Ada beberapa upaya yang telah dilakukan Perumda Tirta Pakuan.

“Pertama, yang kami upayakan diantarnya melakukan eksperimen untuk penggunaan bahan kimia baru dan sudah dilakukan beberapa kali tes di laboratorium untuk mencari komposisi bahan kimia yang cocok untuk kekeruhan air dengan tingkat tinggi,” jelasya.

Masih kata Rino, selesai di tingkat laboratorium dan sudah mulai pada tingkat pengolahan secara produksi. Ada hasil yang bagus, tapi perlu dilakukan penyempurnaan. Disamping itu, pihaknya juga menerapkan metode pembubuhan dengan bahan kimia yang biasa digunakan pada saat pra sedimentasi dan pengolahan air.

“Metode pembubuhan dengan bahan kimia ini, menunjukkan hasil yang bagus hanya saja dengan kekeruhan air sampai 2.000 NTU,” ucapnya.

Lebih jauh Rino menjelaskan, dengan metode pembubuhan bahan kimia tersebut, maka ada permasalahan lain terjadi penumpukan lumpur dari biasanya 1 persen bisa menjadi 50 persen. Sehingga banyak saluran tersumbat dan harus banyak melakukan pembuangan air sisa produksi.

“Langkah selanjutnya, Perumda Tirta Pakuan mengatur ulang jalur pembagian wilayah layanan. Air sebagian dari wilayah layanan zona 4 sekitar 30 liter per detik dibagi untuk memenuhi wilayah layanan tertentu dengan sekitar 5.000 pelanggan,” bebernya.

Selain itu, Rino menqambahkan, untuk langkah lain tentunya penambahan kapasitas air untuk pasokan di wilayah layanan zona 7 itu sendiri. Pihaknya berencana akan mengoperasikan sementara atau ujicoba IPA yang kerja sama dengan PT. Unitex Tbk.

“Kami sedang godok ini dan buat PKS (perjanjian kerja sama) dalam waktu singkat. Walaupun dari rencana awal ini dilakukan akhir tahun, tapi kami coba untuk mempercepat proses penanggulangan di zona 7. Itulah tiga langkah di zona 7,” pungkasnya.