Siswa Bekasi Akan Diberi Materi Etika 15 Menit Sebelum Pulang untuk Meredam Tawuran

Antar Daerah757 views

Inionline.id – Tawuran di Bekasi, Jawa Barat (Jabar), sempat mengakibatkan seorang pelajar SMP tewas. Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono, ingin ada pemberian materi khusus kepada siswa sebelum pulang sekolah.

Dia ingin, para siswa diberi pembelajaran tentang etika hingga soal harapan orang tua. Diharapkan, penanaman nilai itu dapat menekan tawuran pelajar di Bekasi.

“Tadi udah disampaikan bagaimana kita sekarang setiap 15 menit terakhir proses pembelajaran, itu diberikan semacam etika, kemudian diingatkan harapan orang tua, doa, dan lain sebagainya,” ujar Tri di SMAN 1 Kota Bekasi, Jalan KH Agus Salim, Senin (17/1/2022).

Dia mengatakan pihaknya juga akan mencegah. Selain Satpol PP, Pemkot Bekasi juga akan menggandeng TNI-Polri.

“Tentunya yang selanjutnya mengoptimalkan kinerja dari unsur pemda, baik itu Satpol dan Dishub termasuk tiga pilar yang ada. Lebih baik kita mencegahlah,” ucapnya.

Hal sama diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) Uu Rizhanul Ulum. Uu ingin nilai nasionalisme kembali ditanamkan kepada siswa di sekolah.

Dia berharap pemahaman terhadap nasionalisme dapat membuat para pelajar untuk tidak lagi tawuran.

“Tanamkan rasa nasionalisme dan perkuat dasar negara Pancasila,” tutur Uu di lokasi yang sama.

Dia menyoroti aksi tawuran yang terjadi di Bogor, Karawang, Sukabumi, hingga Ciamis. Kepada Pemprov Jabar, para kepala sekolah yang dipanggil menyampaikan tawuran terjadi di luar pengetahuan sekolah..

“Saya menguatkan kembali kepada para guru dan kepala sekolah termasuk KCD (kantor cabang dinas) untuk memberikan pengawasan yang ditingkatkan kepada siswa-siswa,” tuturnya.

Dia mengatakan tawuran pelajar mengurangi inovasi dan kreatifitas. Bahkan bisa menyebabkan korban.

Dia meminta para guru memberi contoh dan menanamkan nilai moral kepada siswa. Ini berlaku untuk semua guru tidak terbatas hanya dilakukan oleh guru agama saja.

“Kemudian gugu ditiru namanya guru harus menjadi kebiasaan bukan karena hanya tekstual yang diberikan kepada siswa siswi tetapi kontekstual, suri tauladan juga harus diberikan kepada siswa supaya begitu mudah mencerna apa yang disampaikan di kelas,” ucapnya.