Begini Penjelasan BMKG Saat Cuaca Bandung Terasa Panas

Antar Daerah257 views

Inionline.id – Dalam beberapa hari terakhir ini cuaca Bandung Raya cenderung lebih panas hinga menyentuh 30 °C. Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkap, fenomena itu terjadi akibat adanya anomali kejadian hujan pada Januari 2022 ini.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu dalam keterangannya menyebut ada defisit hujan hingga 50 persen pada tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Padahal, pada Januari ini BMKG memprediksi akan terjadi puncak musim hujan bagi wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat pada umumnya.

Ia pun membandingkan curah hujan pada tahun 2022 berada di angka 51,9 mm. Jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni 221,7 mm (2019), 132,7 mm (2020), dan 112,8 (mm). Setiap tahunnya ada penurunan curah hujan, meski angka normalnya pada Januari curah hujan itu berada di angka 221,7 mm.

“Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, terlihat pada tahun 2022 ini curah hujan mengalami defisit hingga 50%. Atau dapat dikatakan dalam wilayah pengamatan BMKG Bandung, curah hujan mengalami anomali negatif pada Bulan Januari ini,” ujar Teguh.

Penyebab anomali negatif ini, kata Teguh, umumnya disebabkan oleh adanya angin kencang yang terjadi di wilayah Jabar pada umumnya. Hal ini terjadi oleh karena tumbuhnya beberapa pusat tekanan rendah di Perairan Maluku hingga Banda.

“Pada bulan Januari ini, Monsoon Asia juga sedang pada puncaknya, sehingga keberadaan beberapa pusat tekanan rendah tersebut menguatkan angin Monsun Asia di atas laut Jawa dan kemudian meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Jawa Barat dan Bandung Raya,” ucap Teguh.

Kejadian angin kencang di level permukaan hingga level 850 mb (1,5 km) menyebabkan awan-awan hujan (Cu dan Cb) yang tumbuh di sekitar Bandung Raya kembali pecah atau tergeser ke arah timur hingga tenggara, sehingga hujan terjadi di wilayah Tasik, Ciamis, dan Banjar hingga ke Jawa Tengah, terutama Jawa Tengah bagian Selatan.

“Terpecahnya awan hujan di sekitar Bandung Raya, selain menyebabkan kejadian hujan terganggu, juga mengakibatkan meningkatnya temperatur maksimum di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu terpecahnya awan menyebabkan kondisi langit menjadi clear, sehingga sinar matahari langsung masuk hingga level permukaan tanah. Selain itu, terganggunya proses hujan, menyebabkan tingkat kelembapan udara relatif (RH) tetap tinggi di atmosfer wilayah Bandung Raya,” katanya.

Teguh mengatakan, RH yang tinggi bersamaan dengan temperatur yang tinggi akan membuat fenomena ‘ngelekeb’ dalam Bahasa Sunda. Pihaknya pun mencatat, temperatur udara mencapai lebih dari 30°C.

“Januari itu normalnya 27,7°C,” kata Teguh.