Pemerintah Menambah Jumlah Tes PCR Bagi Orang yang Dikarantina usai Pulang Dari Luar Negeri

Headline, Nasional257 views

Inionline.id – Bagi orang yang dikarantina seusai pulang dari luar negeri Pemerintah menambah jumlah tes PCR. Kebijakan itu diberlakukan menyusul satu pasien Covid-19 varian Omicron lolos dari karantina di Wisma Atlet, Jakarta, karena dispensasi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan biasanya peserta karantina dites sebanyak dua kali. Saat ini, pemerintah akan melakukan tes PCR tiga kali kepada orang yang dikarantina.

“Aturannya akan kami ubah. Kalau tes satu positif dan tes dua negatif, maka tes ketiga kalau ternyata negatif, ya artinya negatif. Kalau positif, ya dia harus karantina,” kata Budi dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (27/12).

Pada kesempatan itu, Budi juga menjelaskan kronologi pasien Covid-19 varian Omicron lolos karantina. Dia menyebut pasien itu adalah warga negara Indonesia yang baru pulang dari Inggris.

Pasien itu dinyatakan positif Covid-19 saat tes PCR di tempat karantina. Kemudian, pasien itu meminta dites ulang karena tak percaya hasil tes pertama.

“Dites, negatif, makanya dia minta ke luar berdasarkan hasil tes yang dibanding kemudian diberikan ke Dinas Kesehatan DKI,” ujarnya.

Budi menyebut Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengecek kelayakan rumah sang pasien untuk isolasi. Setelah itu, Dinkes DKI memberi izin kepada pasien itu untuk karantina di rumah.

Meski demikian, lima hari kemudian hasil whole genome sequencing (WGS) pasien itu keluar. Pasien tersebut dinyatakan terjangkit Covid-19 varian Omicron.

“Kita kejar lagi yang bersangkutan, kita tes lagi seluruh keluarganya dia di rumah dan alhamdulillah sudah negatif,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap ada satu pasien Covid-19 varian Omicron yang lolos karantina. Luhut menyebut pasien itu meminta dispensasi karantina.

Akibat kejadian itu, pemerintah akan memperketat pemberian dispensasi karantina. Luhut tak ingin kejadian itu terulang.