Anjuran Jarak Aman dari Badan Geologi, Status Gunung Semeru Siaga

Antar Daerah257 views

Inionline.id – Diimbau oleh Badan Geologi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 Km dari puncak Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Peringatan itu diberikan seiring dengan naik statusnya Gunung Semeru dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III).

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono kemudian mengingatkan di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.

“Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” ujar Eko dalam keterangan yang diterima, Jumat (17/12/22021).

Selanjutnya, Eko juga mengimbau agar warga tidak beraktivitas dalam radius 5 KM dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar. Selain itu, masih adanya potensi awan panas guguran (APG), guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di Puncak Gunung Api Semeru.

“Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ujar Eko.

Sebelumnya, Badan Geologi menyatakan tingkat aktivitas Gunung Api Semeru dinaikkan dari level WASPADA (Level II) menjadi SIAGA (Level III) terhitung tanggal 16 Desember 2021 pukul 23.00 WIB. Peningkatan status itu dikarenakan kegiatan vulkanik Gunung Semeru masih tinggi dan telah terjadi peningkatan jarak luncur awan panas guguran serta aliran lava.

“Badan Geologi menyatakan tingkat aktivitas Gunung Api Semeru dinaikkan dari level WASPADA (Level II) menjadi SIAGA (Level III),” ujar Eko.

Berdasarkan keterangan dari Badan Geologi, pada hari Kamis (16/12), masih terjadi terjadi luncuran awan panas sebanyak tiga kali yakni pada pukul 09.01 WIB dengan jarak luncuran sejauh 4,5 KM dari puncak. Kemudian pukul 09.30 WIB dan pukul 15.42 WIB.

“Kegempaan didominasi oleh leutas, hembusan dan guguran dengan jumlah gempa guguran meningkat dalam tiga hari terakhir sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata 8 kejadian per hari sejak tanggal 1 Desember 2021. Gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik terjadi dalam jumlah yang tidak signifikan,” ujar Eko.

Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Api Semeru. “Didukung data dari BMKG diperkirakan musim hujan masih akan berlangsung selama 3 bulan ke depan,” katanya.

“Secondary explosion juga berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai apabila luncuran awan panas yang terjadi masuk/kontak dengan air sungai,” ujar Eko.