Warga Kabupaten Bandung Barat yang Tinggal di Daerah Rawan Bencana akan Dievakuasi

Antar Daerah057 views

Inionline.id – Warga Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang tinggal di daerah rawan bencana longsor dan banjir bakal dipindahkan sementara atau dievakuasi ke daerah yang lebih aman.

Sebelumnya serentetan kejadian bencana longsor serta banjir bandang menerjang wilayah di Bandung Barat, terutama di kawasan Lembang. Sejumlah warga terdampak hingga akhirnya mengungsi sementara, sementara rumah warga lainnya juga masih banyak yang terancam potensi bencana susulan.

Di Bandung Barat sendiri ada 11 kecamatan masuk kategori rawan longsor dan banjir bandang di antaranya Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cililin, Cipatat Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, dan Ngamprah.

Kepala Pelaksana BPBD KBB Duddy Prabowo mengatakan pihaknya tengah melakukan assessment dan menyusun teknis pemindahan atau evakuasi warga yang berada di titik rawan longsor saat musim hujan.

“Nanti hasil assessment diserahkan ke Dinas Perumahan dan Permukiman. Jadi nanti yang melalukan eksekusi pemindahannya itu mereka,” ujar Duddy saat dihubungi, Kamis (18/11/2021).

Pemindahan sementara tersebut diprioritaskan bagi warga yang rumahnya berada tepat di atas maupun di bawah tebing yang rawan longsor. Selain merumuskan teknis pemindahan pihaknya juga masih melakukan pendataan warga yang bakal dipindahkan.

“Kita juga sedang mendata jumlah warga yang bakal dipindahkan. Kalau kita kan hanya menangani kedaruratannya saja,” kata Duddy.

Sementara itu Camat Lembang Herman Permadi mengatakan di wilayah Lembang terdapat beberapa daerah permukiman yang rawan longsor, salah satunya di Desa Pagerwangi yang diterjang longsor pada Sabtu (13/11/2021) malam.

Setelah melihat lokasi longsor tersebut, pihaknya langsung menggelar rapat bersama seluruh kepala desa di wilayah Lembang agar siap siaga menghadapi bencana dan menentukan lokasi evakuasi untuk warga setempat.

“Langkah preventif dan nyata, saya kumpulkan seluruh kepala desa untuk bersama-sama mencoba cari solusi memanfaatkan tanah desa atau gedung untuk evakuasi sementara. Bukan kita mendahului kebijakan dari kabupaten, tapi ini bentuk antisipasi,” ucap Herman.

Berdasarkan hasil pengecekan bahwa longsor tersebut akibat kontur tanahnya sangat labil karena di daerah Pagerwangi itu merupakan daerah bekas TPS.

“Mereka membangun rumah di bekas TPS. Jadi kontur tanah pasti labil makanya sampai terjadi longsor seperti kemarin,” tegas Herman.