Target Menteri Pertanian Indonesia Bebas Rabies 2030

Nasional157 views

Inionline.id – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menargetkan Indonesia bebas rabies tahun 2030. Untuk itu, upaya vaksinasi anjing, kera hingga kucing terus dilakukan.

Hal ini diungkapkan Syahrul pada peringatan puncak Hari Rabies Sedunia atau World Rabies Day 2021. Syahrul mengatakan target ini sejalan dengan target global yang diprakarsai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO) dan Global Alliance for Rabies Control (GARC).

“Hari ini, kita satukan tekad bersama untuk berantas rabies dengan program Pemberantasan Rabies secara bertahap di Seluruh Indonesia Tahun 2030 atau PrestasIndonesia 2030,” kata Syahrul di Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya, Jumat (8/10/2021).

Syahrul menyebut rabies merupakan masalah kesehatan bersama di Indonesia. Untuk itu, dia mengajak semua sektor termasuk pemerintah daerah dan masyarakat untuk terlibat langsung dalam program pengendaliannya dengan mengedepankan implementasi One Health.

“Tahun ini Indonesia dipercaya untuk memimpin G20, implementasi one health adalah salah satu komponen penting kepemimpinan Indonesia,” tambahnya.

Di kesempatan ini, Syahrul juga melaunching dua vaksin dan satu serum. Dua vaksin tersebut yakni vaksin Neo Rabivet untuk rabies dan vaksin untuk flu burung bertajuk Afluvet HiLow dan serum Scovet untuk penanganan flu babi.

“Hari ini, saya bangga bahwa Kementerian Pertanian juga meluncurkan produk andalan bangsa Indonesia dalam mendukung pemberantasan rabies yakni vaksin Neo Rabivet yang diproduksi oleh Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya,” jelasnya.

Sementara Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah mengatakan pihaknya telah mengalokasikan vaksin dan operasional pengendalian rabies, khususnya untuk wilayah tertular dengan risiko tinggi.

“Untuk daerah tertular risiko tinggi, kita upayakan alokasi vaksin sebanyak 70% populasi hewan penular rabies. Sedangkan untuk daerah risiko rendah dan bebas, alokasi vaksin cukup untuk vaksinasi tertarget dan vaksinasi darurat,” imbuhnya.

Nasrullah berharap pemerintah daerah juga mendukung program ini. Tak hanya itu, pihaknya juga menggandeng mitra kerja internasional seperti FAO, AIHSP dan USAID dalam pengendalian dan penanggulangan rabies.

“Kerjasama dengan kementerian dan lembaga sebenarnya sudah berjalan baik, khususnya dengan kemenkes, KLHK dan Kemenko PMK, namun ini perlu terus dipertahankan dan diperkuat agar target Indonesia bebas rabies 2030 dapat tercapai,” pungkasnya.