Ahli Wanti-wanti Adanya Potensi Gelombang Ketiga Covid-19 Indonesia

Berita057 views

Inionline.id – Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan gelombang ketiga Covid-19 berpotensi terjadi seiring dengan pelonggaran yang diterapkan pemerintah dan mobilitas masyarakat yang meningkat.

Windhu mengaku bahwa platform aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat bagi orang-orang yang hendak mengakses tempat publik sebagai salah usaha yang baik. Namun, keadaan yang melandai bisa berbalik jika tidak diimbangi dengan testing dan tracing yang baik juga.

“Bisa (gelombang ketiga). Makanya prasyarat itu harus dilakukan, prasyaratnya adalah survaillance itu kata kunci. Jadi first finding penemuan kasus melalui testing dan tracing itu kata kunci itu yang utama,” kata Windhu saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (20/9).

Menurut Windhu, tanpa pengawasan yang baik melalui testing dan tracing, aplikasi PeduliLindungi tak ubahnya seperti ‘macan kertas’. Sebab, aplikasi itu hanya bisa mendeteksi orang-orang yang sudah melakukan tes deteksi Covid-19.

Karena testing dan tracing yang tidak baik, aplikasi PeduliLindungi menjadi tidak akurat. Sebab, seseorang yang positif Covid-19 bisa saja berkeliaran di tempat publik dan tidak terjaring aplikasi tersebut.

“Kalau strategi testing tracing itu lemah, PeduliLindungi cuma macan kertas saja,” ujar Windhu.

“Enggak ada dong datanya di PeduliLindungi, jadi orang yang positif karena nggak terdeteksi dia ya tetep lolos masuk mal, masuk tempat rekreasi,” tambahnya.

Selain itu, kata Windhu, pengawasan penggunaan aplikasi PeduliLindungi juga harus ketat. Windhu mengaku beberapa waktu lalu berkunjung ke salah satu swalayan. Di pintu masuk, petugas sudah berjaga dan menyediakan barcode QR Code PeduliLindungi.

Namun, ia menyaksikan pengunjung yang tidak membawa handphone tetap diizinkan masuk oleh petugas.

“Apa gunanya (PeduliLindungi) kalau gitu?” ujar Windhu.

Sementara itu, kata Windhu, saat ini tingkat mobilitas masyarakat sudah sangat tinggi. Pantauan Google Mobility pada hari ini pergerakan masyarakat di tempat rekreasi sudah mencapai 0 persen.

“Bayangkan, kembali lagi seperti baseline seperti sebelum PPKM. Artinya sekarang orang sudah ke mana-mana nggak karuan. Jadi mobilitas sudah naik banget,” tuturnya.

Di sisi lain, menurut Windhu testing dan tracing yang dilakukan pemerintah masih buruk. Ia mengingatkan bahwa testing dan tracing tidak bisa digantikan dengan strategi apapun, termasuk kesibukan vaksinasi.

“Itu saja kuncinya. Kalau kita bisa gitu insyaalloh tidak ada gelombang ketiga, apalagi kalau kita menapis orang yang masuk ke dalam negeri melalui pintu-pintu masuk kita,” jelas Windhu.