Vaksin Merah Putih Unair Diklaim Sanggup Mengatasi Varian Delta

Nasional057 views

Inionline.id – Tim Peneliti Universitas Airlangga mengklaim vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair saat ini masih sanggup melawan mutasi virus SARS-CoV-2 varian Delta B1617.2
Ketua Peneliti Vaksin Merah Putih dari Unair Fedik Abdul Rantam mengatakan dalam proses praklinik I dengan objek tikus transgenik, serta saat praklinik II dengan sasaran hewan makaka atau primata. Peneliti telah memasukkan isolat dari varian Delta dan sejauh ini antibodi vaksin masih menunjukkan hasil yang baik.

“Kita juga tetap memonitor calon vaksin kita, apakah mengenali antibodinya terhadap varian ini dan melalui uji yang dikenal dengan western blotting. Dan analisa di sini menunjukkan bahwa kemampuan netralisasi masih baik,” kata Fedik dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Badan POM RI, Rabu (18/8).

Fedik menjelaskan pihaknya sejauh ini menggunakan tujuh isolat varian Delta yang dibuktikan dengan pemeriksaan varian virus melalui whole genome sequencing (WGS). Dari uji klinik itu, pihaknya rampung melakukan uji tantang pada tikus transgenik untuk membuktikan pengaruh pemberian vaksin terhadap varian Delta.

Uji tantang diketahui merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan dalam penelitian vaksin. Upaya itu dilakukan guna mengetahui keamanan, mutu, dan efikasi alias khasiat pada vaksin yang tengah dikembangkan.

“Tentu saja itu harus kita lakukan, karena sekitar 21 provinsi di Indonesia, saya kira, sudah terlanda varian Delta ini,” kata dia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes Kemenkes) mencatat sejauh ini sudah ada 1.051 kasus varian Delta yang telah teridentifikasi di 28 provinsi Indonesia dengan jumlah per data 9 Agustus 2021.

Varian Delta memiliki ciri khas tingkat penularan yang lebih cepat dan agresif dari varian Alfa B117 yang sudah lebih dulu diidentifikasi Indonesia.

Kemenkes, Satgas, dan Epidemiolog juga menilai bahwa fenomena meningkatnya jumlah kematian warga akibat terinfeksi virus corona pada golongan usia 30-59 tahun di Indonesia disebabkan oleh pengaruh varian yang pertama kali ditemukan di India ini.

Kendati demikian, Kemenkes masih meyakini bahwa efikasi vaksin covid-19 yang sudah beredar di Indonesia, mulai dari Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, dan Moderna masih mempan melawan paparan varian Delta.