Kemenkes Belum Bisa Memastikan Peta Sebaran N493K di Indonesia

Headline, Nasional057 views

Inionline.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan sebaran mutasi baru virus corona (SARS-CoV-2) varian N439K di Indonesia belum bisa dipetakan.

Pasalnya menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, puluhan kasus N439K baru itu ditemukan saat uji laboratorium. Artinya, masih perlu dipastikan uji di lapangan terkait kemunculan varian baru ini.

“Untuk varian N439K hasil yang disampaikan masih terbatas dalam uji laboratorium yang tentunya harus dilihat lagi hubungannya dengan kejadian di masyarakat,” kata Nadia saat dihubungi, Senin (15/3).

Nadia pun memastikan penelusuran temuan baru virus corona varian N439K masih perlu dilakukan. Ia menjelaskan, 48 kasus N439K masih terbatas pada hasil laporan laboratorium sehingga belum bisa diketahui asal muasal transmisi virus.

Selain itu dia menambahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beserta lembaga penelitian lain sedang mengkaji apakah N439K sama seperti varian corona D614G yang ditemukan sejak Februari 2021 lalu.

Meski telah ditemukan di Indonesia, Nadia memastikan varian baru virus corona tak mengganggu proses pengendalian pandemi Covid-19.

“Tetapi mutasi ini tidak mempengaruhi situasi perjalanan infeksi Covid-19 di masyarakat,” ucap Nadia.

Sebelumnya Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengungkap 48 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 varian N439K terdeteksi di Indonesia sejak akhir tahun 2020. Varian ini sebelumnya ditemukan di Skotlandia, Inggris.

Sebanyak 48 kasus itu ditemukan dari 547 sampel whole genome sequencing (WGS) virus corona SARS-CoV-2, dan sudah dilaporkan Indonesia ke lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). GISAID adalah sebuah lembaga bank data yang saat ini menjadi acuan untuk data genom virus corona SARS-CoV-2.